Jika dikaitkan dengan kebaya, maka kebaya melekat dengan arti perjuangan, kemandirian, dan kesetaraan
Jakarta (ANTARA) - Perayaan Hari Kebaya Nasional (HKN) yang digelar untuk pertama kalinya berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), karena dihadiri lebih dari 9.250 perempuan dari seluruh Indonesia.

"Pada awalnya, diajukan rekor ini untuk rekor Indonesia tapi saya menolaknya karena ini merupakan rekor dunia," kata Pendiri Museum Rekor Dunia Indonesia Jaya Suprana, saat memberikan rekor MURI kepada Kongres Wanita Indonesia (Kowani) pada peringatan HKN 2024 di Jakarta, Rabu.

Piagam penghargaan tersebut diterima langsung oleh Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo.

Peringatan HKN 2024 diselenggarakan pertama kalinya pasca-terbitnya Keppres 19 Tahun 2023 tentang Hari Kebaya Nasional.

Pelaksanaan Hari Kebaya Nasional ini mengusung tema "Lestarikan Budaya dengan Bangga Berkebaya".

Sementara Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo mengucapkan terima kasih pada MURI dan juga perempuan Indonesia atas rekor yang diterima tersebut.

Giwo menjelaskan, peringatan HKN merupakan bagian dari upaya mencetak sejarah, setelah pada tahun 1964 Presiden Soekarno membuka Kongres X Kowani.

Saat itu, para perempuan hadir dengan menggunakan kebaya.

"Apa yang disampaikan Presiden Soekarno adalah peran perempuan sangat penting dalam revolusi dan juga pembangunan bangsa," kata Giwo.

Menurut dia, apa yang disampaikan Presiden Soekarno tersebut masih relevan dengan peran perempuan saat ini.

"Jika dikaitkan dengan kebaya, maka kebaya melekat dengan arti perjuangan, kemandirian, dan kesetaraan," katanya.

Dalam kesempatan itu, Ibu Negara Iriana Joko Widodo menerima penghargaan Ibu Bangsa dari Kowani atas dedikasinya dan keterlibatan aktif dalam berbagai inisiatif dan kampanye yang mendukung pemberdayaan perempuan, dan peningkatan kualitas hidup keluarga di Indonesia.

Peringatan HKN tersebut batu loncatan bagi Indonesia agar kebaya bisa ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024