Tanjungpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Riau (Kepri) meningkatkan jumlah bantuan di bidang keagamaan pada tahun 2024 yang mencakup bantuan rumah ibadah dan yayasan pendidikan, insentif keagamaan, dan penempatan mubaligh di kawasan pesisir.
Gubernur Kepri Ansar Ahmad mengatakan untuk bantuan rumah ibadah dan yayasan pendidikan tahun ini dianggarkan sebesar Rp114 miliar, atau meningkat Rp20 miliar dibanding tahun 2023 sebesar Rp94 miliar.
"Peningkatan jumlah bantuan tahun 2024 seiring meningkatnya kebutuhan ibadah dan yayasan pendidikan," kata Gubernur Ansar di Tanjungpinang, Rabu.
Ansar menekankan khusus bantuan masjid difokuskan untuk masjid yang berada di wilayah pulau-pulau atau kawasan pesisir, dengan mengedepankan pemerataan.
Bantuan masjid diberikan di seluruh kabupaten/kota termasuk Kota Batam yang memiliki jumlah masjid lebih banyak dibanding kabupaten/kota lain.
"Ini supaya performa rumah ibadah merata di semua wilayah Kepri," ujarnya.
Baca juga: Sebanyak 241 rumah ibadah di Bengkulu terima bantuan dana keagamaan
Sementara untuk insentif keagamaan, kata dia, pada tahun 2024 dianggarkan sebesar Rp17,4 miliar yang diberikan kepada 14.517 penerima.
Pemberian insentif keagamaan tahun 2024 ini juga meningkat Rp3,3 miliar dibanding tahun 2023 sebesar Rp14 miliar.
Masing-masing penerima mendapatkan bantuan sebesar Rp1,2 juta dengan rincian guru pendidikan keagamaan nonformal (termasuk guru TPQ) sebanyak 9.861 orang, pemuka agama tetap pada rumah ibadah meliputi imam sampai pendeta 4.191 orang, dan penyuluh agama non-PNS 465 orang.
"Peningkatan pemberian insentif keagamaan mengingat adanya penambahan penerima, dari 12.418 orang pada 2023 menjadi 14.517 penerima pada 2024," ujar Ansar.
Sedangkan untuk program mubaligh hinterland, lanjut Ansar, Pemprov Kepri melalui Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) tidak melakukan penambahan jumlah mubaligh yang ditempatkan di kawasan pesisir atau pulau-pulau terluar.
Baca juga: Gubernur Jateng serahkan bantuan keagamaan Rp434 miliar
Jumlah mubaligh hinterland yang ditugaskan untuk melakukan pembinaan keimanan warga pesisir dan pulau terluar di Kepri tetap berjumlah 50 orang, sama seperti tahun 2023.
Mubaligh pulau terluar sebanyak enam orang ditempatkan di kawasan pesisir dan pulau terluar di Batam, delapan orang di Kabupaten Bintan, lima orang di Kabupaten Karimun, delapan orang di Kabupaten Kepulauan Anambas, 12 orang di Kabupaten Lingga, dan 11 orang di Kabupaten Natuna.
Walaupun tidak menambah jumlah mubaligh hinterland, kata dia, Pemprov Kepri meningkatkan besaran insentif yang diberikan. Dari sekitar Rp4,2 juta per bulan pada tahun 2023, menjadi Rp4,3 juta per bulan per mubaligh pada tahun 2024.
"Untuk tahun ini, dana yang dianggarkan Pemprov Kepri untuk insentif mubaligh hinterland sebesar Rp2,580 miliar, bertambah sekitar Rp113,3 juta dibanding tahun 2023," katanya.
Ansar menegaskan peningkatan jumlah bantuan di bidang keagamaan ini sebagai wujud nyata kepedulian Pemprov Kepri terhadap peningkatan keimanan masyarakat.
Baca juga: Pemkot Kediri alokasikan Rp10 miliar untuk bantuan keagamaan
"Kita sama-sama meyakini jika baiknya keimanan masyarakat akan meningkatkan kesejahteraan, kemudian menciptakan suasana aman dan nyaman di tengah lingkungan, sehingga masyarakat Kepri dapat hidup dengan tenteram," ujar Ansar.
Pewarta: Ogen
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024