Karena kita di sini tidak mencari profit, tetapi untuk memberi pelayanan kepada masyarakat. Contohnya seperti tujuan Singkohor - Gunung Meriah di Aceh Singkil itu dengan jarak 27 kilometer hanya membayar Rp4.000

Banda Aceh (ANTARA) - Perum Damri Cabang Banda Aceh menyatakan saat ini masih terus melayani angkutan keperintisan di delapan kabupaten/kota di Aceh, dalam upaya membuka akses transportasi kepada masyarakat wilayah pedalaman menuju ke pusat keramaian.

“Saat ini kita melayani angkutan perintis sebanyak 11 trayek di delapan kabupaten/kota di Aceh,” kata General Manager Perum Damri Cabang Banda Aceh Jarnawi Pakaya di Banda Aceh, Rabu.

Ia menjelaskan saat ini semua cabang Damri di Indonesia melayani angkutan keperintisan, yang dilaksanakan oleh Kementerian Perhubungan melalui Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD).

Menurut dia, program ini menyasar daerah tertinggal, terluar, terdepan dan perbatasan (3TP). Sebagian wilayah Aceh juga masuk ke dalam daerah 3TP, sehingga Damri juga ikut melayani angkutan keperintisan guna membuka akses bagi masyarakat.

“Ini untuk memberi akses kepada masyarakat. Karena ada beberapa wilayah bahkan memang tidak ada angkutan sama sekali sehingga perlu kita layani dengan angkutan perintis,” ujarnya.

Delapan daerah yang dilayani Damri melalui angkutan keperintisan seperti Kabupaten Simeulue sebanyak dua trayek, Aceh Tamiang dua trayek, Aceh Singkil dua trayek serta masing-masing satu trayek di Aceh Selatan, Kota Subulussalam, Aceh Utara, Pidie dan Nagan Raya.

Dari 11 trayek tersebut, Damri mencatat jarak tempuh paling jauh yang dilayani yaitu dari Alafan menuju Sinabang sebagai pusat kota di Simeulue dengan jarak 139 kilometer. Begitu juga dengan Sibigo - Sinabang dengan jarak mencapai 94 kilometer.

Jarnawi mengatakan dengan adanya angkutan perintis ini, maka diharapkan dapat memudahkan masyarakat baik dalam mengurus administrasi ke pusat kota, maupun dalam membuka peluang perputaran ekonomi masyarakat.

“Misalnya warga ada hasil apa di daerah itu, ada buah-buahan, cabai, atau kelapa, bisa diangkut semua untuk dijual ke pasar, contohnya seperti di Singkohor Kota Subulusalam, Laweung Pidie, jadi ini untuk akses agar membuka putaran ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Perum Damri berharap masyarakat dapat memanfaatkan angkutan perintis ini, apalagi tarif angkutan tersebut juga sudah disubsidi oleh pemerintah melalui Kemenhub, sehingga masyarakat hanya membayar tarif dengan murah.

“Karena kita di sini tidak mencari profit, tetapi untuk memberi pelayanan kepada masyarakat. Contohnya seperti tujuan Singkohor - Gunung Meriah di Aceh Singkil itu dengan jarak 27 kilometer hanya membayar Rp4.000,” ujarnya.

Baca juga: Damri Banda Aceh kaji trayek ke Medan terkoneksi ke Trans Sumatera
Baca juga: Pemkab Nagan Raya Aceh usulkan bantuan angkutan perintis ke Kemenhub

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024