“Kami terlibat dalam perjuangan penting di Asia Selatan dan Tengah. Ini adalah perjuangan untuk bersaing dengan RRC, melawan disinformasi dari Rusia dan RRC, dan mencegah kelompok teroris mengancam keamanan kami,” kata Lu dalam kesaksian tertulis yang disiapkan untuk disampaikan kepada Komite Urusan Luar Negeri DPR pada Selasa (23/7).
Dalam kesaksian tertulisnya yang disiapkan untuk sidang yang sama, Deputi Asisten Administrator USAID untuk Asia Anjali Kaur mengatakan bahwa pendanaan 2025 akan memberikan kesempatan bagi AS untuk menjadi "alternatif yang dapat diandalkan" daripada Rusia dan China di Asia Tengah.
Menurut Kaur, selama lima tahun terakhir, USAID berhasil mengurangi konsumsi media Rusia di kawasan tersebut hingga 10 persen.
Pada Mei, Koordinator dan Utusan Khusus Pusat Keterlibatan Global Departemen Luar Negeri AS James Rubin mengatakan bahwa pemerintah AS masih belum memiliki penilaian ancaman formal mengenai kerusakan informasi yang disebabkan oleh China dan Rusia terhadap kepentingannya di seluruh dunia.
Pejabat Rusia telah mengatakan bahwa Barat secara kolektif melakukan apa yang mereka lakukan dengan baik - menyebarkan disinformasi dan meningkatkan histeria anti-Rusia, termasuk untuk membenarkan militerisasi Eropa yang belum pernah terjadi sebelumnya, serta kemudian lantas menyalahkan Rusia.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: China dan Rusia mulai latihan militer bersama
Baca juga: Rusia dan China desak AS mendahulukan stabilitas regional
Baca juga: Africom: AS harusnya khawatir dengan pengaruh Rusia, China di Afrika
Penerjemah: Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024