Tangerang (ANTARA) - Petugas Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, memburu seorang pelaku pengendali penyelundupan belasan paspor Malaysia ke Indonesia.

Kepala Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta, Subki Miludi, di Tangerang, Rabu, mengatakan bahwa pelaku pengendalian penyelundupan paspor itu diketahui berinisial R.

Pelaku saat ini sudah masuk daftar pencarian orang (DPO) oleh pihak Imigrasi Indonesia.

"Penyidik terus mengembangkan kasus ini dan melakukan pengejaran terhadap pelaku R yang diketahui masih berada di Indonesia," katanya.

Ia menjelaskan pelaku R yang berkewarganegaraan atau keturunan India itu diketahui mengendalikan dua orang warga negara asing (WNA) dengan inisial SK (47) dan JM (34). Kedua WNA itu telah berhasil diamankan petugas berwenang bandara.

"Temuan ini telah kami komunikasikan dengan Kedubes Malaysia di Jakarta. Sebagai tindak lanjut, kami memperoleh surat yang menerangkan bahwa belasan paspor yang diselundupkan sebelumnya telah dilaporkan hilang," tuturnya.

Baca juga: Dua WNA Malaysia diamankan petugas Imigrasi Soetta

Dia mengungkapkan upaya penyelundupan belasan paspor secara ilegal oleh para pelaku itu diduga akan dijualbelikan dan digunakan sebagai fasilitas tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

"Karena jika dilihat dari masa berlakunya masih panjang. Untuk 12 paspor itu kemungkinan digunakan untuk warga Malaysia yang ada di Indonesia," tuturnya.

Subki menambahkan dari hasil pemeriksaan terhadap dua orang pelaku yang tertangkap, diketahui bahwa mereka diiming-iming upah oleh pengendali itu sebesar 1.000 ringgit atau sekitar Rp3.000.000 untuk sekali pengiriman paspor tersebut.

Dua orang pelaku itu disangkakan dengan Pasal 130 Undang-Undang RI Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian dengan ancaman pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp200 juta.

Baca juga: Imigrasi perketat "profiling" pemohon paspor demi cegah TPPO
Baca juga: Empat WNA pengguna paspor palsu diamankan Imigrasi Soetta

Pewarta: Azmi Syamsul Ma'arif
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2024