Untuk wilayah pesisir utara dan barat terdeteksi dalam kategori sangat mudah terbakar, maka dari itu diimbau agar berhati-hati dalam penggunaan api
Banda Aceh (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sultan Iskandar Muda Aceh menyatakan terdapat 20 wilayah di provinsi itu yang masuk dalam kategori merah atau berpotensi tinggi terjadi kebakaran lahan dan hutan (karhutla).

"Untuk wilayah pesisir utara dan barat terdeteksi dalam kategori sangat mudah terbakar, maka dari itu diimbau agar berhati-hati dalam penggunaan api," kata Prakirawan Sultan Iskandar Muda (SIM) Putri Rizki Afriza di Banda Aceh, Rabu.

Berdasarkan data yang dimiliki, kata dia, wilayah berpotensi tinggi karhutla meliputi Kota Sabang, Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, dan Aceh Selatan.

Baca juga: Akademisi: Aceh perlu perbaikan karst agar kekeringan tak berulang

Kemudian wilayah Kota Subulussalam, Kabupaten Aceh Singkil, Simeulue, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Kota Lhokseumawe, Aceh Utara, Bener Meriah, Aceh Timur, Langsa, dan Aceh Tamiang.

Karena itu pihaknya mengingatkan supaya masyarakat di wilayah tersebut tidak membuka lahan dengan cara dibakar, membuang puntung rokok sembarangan, dan membakar sampah di tempat terbuka tanpa dijaga.

"Untuk wilayah yang terdapat potensi hujan, diharapkan untuk berhati-hati saat berkendara dalam keadaan hujan dan hindari pepohonan," ujarnya.

Baca juga: BPBD Aceh Barat padamkan kebakaran lahan di areal seluas 6 hektare

Selain itu, lanjut Rizki, sejauh ini Aceh memang sedang dilanda suhu panas dengan suhu maksimum mencapai 36 derajat Celsius sejak beberapa hari terakhir. Apalagi Aceh memang sedang mengalami musim kemarau terhitung sejak Juni hingga Agustus 2024 mendatang.

"Suhu panas yang melanda Aceh terjadi karena kurangnya tutupan awan disebabkan sudah memasuki musim kemarau, khususnya untuk wilayah Banda Aceh dan sekitarnya," kata Putri Rizki Afriza.

Baca juga: BMKG: Jakarta hingga Aceh alami suhu panas maksimal 35 derajat Celcius
 

Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024