Moskow (ANTARA) - Pasukan Paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) akan berpartisipasi dalam pembicaraan gencatan senjata di Sudan yang diperkirakan dimulai pada 14 Agustus di Swiss, demikian diumumkan Komandan RSF Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo. Pada Selasa, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) mengundang Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan RSF untuk berpartisipasi dalam pembicaraan gencatan senjata di Swiss.

Pembicaraan gencatan senjata itu akan diselenggarakan bersama oleh Arab Saudi dan akan melibatkan Uni Afrika, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai pengamat.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan Washington belum menerima tanggapan dari pihak-pihak tersebut tetapi tetap berharap bahwa mereka akan setuju duduk bersama di meja perundingan guna mengakhiri permusuhan.

"Saya menyambut undangan yang diumumkan oleh @SecBlinken, Menteri Luar Negeri AS, dan saya menyatakan partisipasi kami dalam pembicaraan gencatan senjata yang akan datang pada 14 Agustus 2024 di Swiss," Kata Dagalo di X pada Selasa.

"Saya menghargai upaya yang dilakukan oleh Amerika Serikat, Arab Saudi, dan Swis dalam menyelenggarakan pembicaraan penting ini," kata Dagalo.

Dia menambahkan bahwa RSF berbagi tujuan "dengan komunitas internasional untuk mencapai gencatan senjata komprehensif di seluruh negara, memfasilitasi akses kemanusiaan kepada semua yang membutuhkan, dan mengembangkan mekanisme pemantauan dan verifikasi yang kuat untuk memastikan pelaksanaan setiap kesepakatan yang dicapai."

Dia lebih lanjut mengatakan bahwa kelompok tersebut siap untuk terlibat dalam pembicaraan "secara konstruktif dan berharap pembicaraan tersebut menjadi langkah signifikan menuju perdamaian, stabilitas, dan pembentukan negara Sudan baru yang berdasarkan keadilan, kesetaraan, dan pemerintahan federal."

"Kami menegaskan komitmen kepada rakyat kami dan komunitas internasional untuk berpartisipasi dalam pembicaraan pada 14 Agustus di Swiss dan berharap bekerja dengan tekun untuk masa depan yang damai dan demokratis bagi negara kami," demikian isi pernyataan tersebut.

SAF belum mengeluarkan pernyataan apakah mereka akan berpartisipasi atau tidak dalam pembicaraan tersebut.

Pada 15 April 2023, bentrokan pecah antara SAF dan RSF.

Pihak-pihak yang berkonflik telah memberlakukan beberapa kali gencatan senjata sementara di seluruh negeri, tetapi tidak ada yang berhasil menyelesaikan konflik.

Sumber: Sputnik

Baca juga: Militer Sudan klaim kalahkan paramiliter RSF di negara bagian Sennar
Baca juga: WHO: Bencana kemanusiaan di Sudan harus segera diatasi


Penerjemah: Primayanti
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024