Seandainya 321 simpang sudah menggunakan sistem ini, Insyaallah bisa mengurai kemacetan
Jakarta (ANTARA) - Dinas Perhubungan DKI Jakarta menempatkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di sebanyak 40 lokasi dari total 321 simpang jalan dengan lampu lalu lintas di berbagai wilayah administrasi Jakarta.

"Sistem ini dimulai tahun 2022 berjalan dilanjutkan 2023, target kami ada 321 simpang yang nantinya menggunakan kecerdasan buatan. Baru 40 simpang yang kami lakukan dengan sistem kecerdasan buatan," kata Kepala Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Yayat Sudrajat dalam seminar daring bertema "Sistem Pintar Pengendalian Lalu Lintas untuk Jakarta sebagai Kota Global" yang diadakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Rabu.

Sejumlah simpang ini antara lain di Jalan Kyai Tapa-Jalan Daan Mogot, Jalan S.Parman-Jalan Tomang Raya, Jalan Gatot Subroto-Jalan Rasuda Said, Jalan MT Haryono-Jalan Sutoyo, Jalan Ahmad Yani-Jalan Utan Kayu, Jalan Gunung Sahari-Jalan Wahidin, Jalan Gunung Sahari-Jalan Mangga Besar.

Yayat mengatakan sistem kecerdasan buatan ini dapat membantu mengidentifikasi volume lalu lintas di setiap kaki simpang, jenis kendaraan misalnya berat, ringan dan bahkan sepeda. Selain itu, sistem membantu memantau pelanggaran yang dilakukan pengguna jalan, misalnya tidak mengenakan sabuk keselamatan.

"Kami memiliki sistem kecerdasan yang mengefektifkan lampu sinyal lalu lintas. Dengan sistem kecerdasan buatan itu sistem sinyal lalu lintas akan efektif, efisien hingga waktu tunda selama di traffic light bisa lebih cepat, sesuai kondisi volume arus lalu lintas pada setiap kaki simpang," jelas dia.

Lalu, menurut Yayat, sistem kecerdasan buatan yang diterapkan di simpang-simpang lampu lalu lintas membantu kelancaran arus lalu lintas. Ini mengingat lokasi atau titik kemacetan bukan saja pada ruas jalan tetapi juga pada persimpangan.

Pengaturan simpang menggunakan kecerdasan buatan di DKI Jakarta yakni menghitung volume berdasarkan karakteristik kendaraan dan antreannya. Ketika panjang antrean melebihi batas yang ditentukan maka sistem akan memberikan prioritas hingga akhirnya setiap kaki simpang akan terjadi kelancaran.

"Itu berdasarkan hasil kajian yang sudah kami lakukan, kurang lebih mengurangi waktu tundaan 15-20 persen. Seandainya 321 simpang sudah menggunakan sistem ini, Insyaallah bisa mengurai kemacetan," demikian ujar Yayat.
Baca juga: Jaksel tempatkan petugas di Mampang-Kuningan untuk urai kemacetan
Baca juga: Jakpus koordinasi Dinas Perhubungan tertibkan perlintasan KA Roxy
Baca juga: Regulasi pembatasan kendaraan pribadi ditargetkan rampung tahun 2024

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024