bila ingin hutan Indonesia tidak rusak, carilah pemimpin yang peduli pada lingkungan.
Jakarta (ANTARA News) – Isu lingkungan hidup (LH) merupakan isu politik karena ada kebijakan yang dikeluarkan terkait lingkungan hidup, oleh sebab itu para pemilih muda harus memperhatikan rekam jejak calon wakil rakyat dan calon presiden yang peduli masalah lingkungan hidup.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan HidupIndonesia (WALHI), Abetnego Tarigan berpendapat, isu lingkungan hidup bukan masalah teknis yanghanya dipahami orang-orang tertentu.
"Isu lingkungan juga merupakan isu politikkarena ada kebijakan yang dikeluarkan terkait dengan lingkungan hidup. Salah satu isu yang diangkat adalah mengenai hutan," kata Abetnego saat menjadi pembicara dalam Seminar “SuaraAnda Menentukan Kelestarian Hutan” yang diadakan Yayasan Perspektif Baru, di Kampus Atma Jaya Jakarta, Kamis siang.
Sementara itu, KepalaBadan Pengelola REDD+, Heru Prasetyo mengatakan, hutan di Indonesia tergerus daritahun ke tahun. Setiap detik, kira-kira hutan seluas lapangan tenis hilang diIndonesia.
Fungsi hutan, seperti yang dijelaskan oleh Wakil Rektor IIIUnika Atma Jaya Makdin Sinaga, antara lain penyedia oksigen, penyerap karbondioksida, dan untuk menahan erosi. Kehilangan hutan tidak sekedar kehilanganpohon dan tumbuhan hijau lainnya.
Selain kaya keanekaragaman hayati, masyarakatadat yang hidup di hutan juga terancam bila hutan yang menjadi tempat hidupmereka hilang.
“Apakah berani sekarang kita buat perubahan supayaKalimantan tidak telanjang?” kata Heru saat berbicara di hadapan peserta seminar.
Dampak-dampak dari krisis lingkungan berakumulasi padaperubahan iklim. Sementara itu, Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangiemisi karbon pada tahun 2020 sebanyak 26 persen.
Temuan Walhi, dari 6.800 calon anggota DPR yang mereka lihatrekam jejak dan curriculum vitae, sebanyak 5 persen yang membicarakanlingkungan hidup dari agenda mereka.
“Di tengah calon-calon yang nggak clear agendanya, inimomentum rakyat untuk mendesakkan agenda yang penting, misalnya soal kesehatandan pendidikan. Walhi mendesak soal lingkungan,” kata Abetnego.
Tanpa memihak calon tertentu, Walhi dan REDD+ berusahameningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya isu lingkungan diantarapara calon legislatif maupun calon presiden.
“Public campaign ini ke isu, bukan tentang partai atau calontertentu,” kata Abetnego.
Menurutnya, memasukkan agenda lingkungan hidup kepada partaidan kandidat merupakan salah satu cara agar pemerintah yang terpilih nantibersih dari pengrusakan lingkungan.
Wimar Witoelar, moderator seminar tersebut, berpendapat bilaingin hutan Indonesia tidak rusak, carilah pemimpin yang peduli padalingkungan.
“Caranya, datanglah ke bilik suara. Orang yang golput itumemberikan suara ke orang yang rajin (ke tempat pemungutan suara,” katanya. (*)
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014