Jakarta (ANTARA News) - Indonesia membutuhkan tambahan pabrik semen baru paling lambat pada 2008 untuk mengantisipasi permintaan semen yang terus tumbuh di dalam negeri, karena dikhawatirkan pada 2010 akan mengalami kelangkaan bila tidak ada penambahan pabrik baru. "Bila tidak ada pabrik baru pada 2008 maka pasokan semen di dalam negeri tidak aman pada 2010," ujar Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Urip Timuryono pada diskusi penyusunan peta jalan industri nasional 2010 dan 2030 di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan kondisi pasokan dari produksi semen di dalam negeri menjadi tidak aman pada 2010 dengan asumsi mulai tahun 2006 akan terjadi pertumbuhan permintaan semen domestik rata-rata 10 persen per tahun. ASI memproyeksikan dengan pertumbuhan permintaan 10 persen per tahun maka pada 2010 permintaan semen domestik akan mencapai 50 juta ton. Sedangkan saat ini kapasitas produksi semen nasional sekitar 46,1 juta ton per tahun dengan realisasi produksi pada 2005 mencapai 33,9 juta ton, sehingga Indonesia membutuhkan pabrik tambahan baik berupa perluasan produksi dari industri yang sudah ada maupun investor baru. Diakuinya, saat ini sudah ada sejumlah industri semen yang berencana melakukan perluasan produksi, antara lain Holcim dan Grup Semen Gresik. Sayangnya, lanjut Urip, untuk melakukan perluasan pabrik, kalangan industri menghadapi sejumlah kendala yang membuat mereka harus berpikir ulang melakukan perluasan investasi di Indonesia. "Pertama untuk ekspansi produksi, tarif listrik dikenakan dua kali lipat (tarif multiguna) oleh PLN, sehingga kami jadi pikir ulang, karena biaya listrik di Indonesia paling mahal, meskipun dari sisi bahan baku kita memiliki daya saing," katanya. Selain itu, lanjut dia, seringkali kalangan industri semen harus berhadapan dengan birokrasi di daerah yang korup. "Belum sampai membangun (pabrik), Bupatinya misalnya sudah bertanya mau nyumbang berapa," ujar Urip. Hal lain yang dinilainya sangat mengganggu iklim investasi semen di Indonesia adalah masalah pembebasan tanah, mengingat industri semen membutuhkan areal pabrik yang luas minimal 1.000 hektar. Oleh karena itu, ia berharap pemerintah membantu penciptaan iklim yang lebih kondusif untuk investasi semen, sehingga industri semen yang ada tidak ambil jalan pintas untuk impor dari perusahaan yang sama yang ada di negara lain. Urip juga mengatakan perbaikan iklim investasi sudah sangat mendesak, karena dengan proyeksi pertumbuhan 5-8 persen pun, Indonesia rentan terhadap kelangkaan semen apabila tidak ada pembangunan pabrik semen baru pada 2008 dengan asumsi pabrik itu bisa beroperasi pada 2010, karena biasanya pembangunan pabrik semen membutuhkan waktu 2,5 sampai 3 tahun.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006