Jakarta (ANTARA News) - Pengusaha Indonesia diharapkan bisa memanfaatkan potensi Peru mengingat negara di kawasan Amerika Latin itu saat ini pertumbuhan ekonominya tumbuh lebih dari enam persen dengan kondisi politik yang stabil, kata Duta Besar RI untuk Peru dan Bolivia Moenir Ari Soenanda.
"Peru merupakan bintang baru yang sedang naik dan bisa menjadi target diversifikasi pasar baru bagi pengusaha Indonesia di kawasan Amerika Latin," kata Moenir saat berkunjung ke Perum LKBN Antara di Jakarta, Kamis.
Dalam kunjungan ini, Dubes Moenir bertemu dengan Dirut Perum LKBN Antara Saiful Hadi serta Direktur Pemberitaan Akhmad Kusaeni juga untuk menjajaki kemungkinan kerjasama pertukaran berita dan foto.
Menurut dubes, negara itu memang pernah tidak baik perekonomiannya yang ditandai dengan laju inflasi yang mencapai hingga 5.000 persen, dengan jumlah penduduk mencapai 30 juta jiwa.
Namun saat ini, katanya, perekonomian negara itu sudah makin membaik dengan laju inflasi kurang dari tiga persen, sehingga ke depan Peru bisa menjadi alternatif lain bagi Indonesia.
Hubungan Indonesia dan Peru, kata dubes, sebenarnya sudah berjalan cukup lama sejak dibukanya hubungan diplomatik sejak 1975. Hubungan baik antara lain ditandai dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Peru Alan Garc a Perez yang telah dua kali melakukan pertemuan, yang terakhir di sela KTT APEC di Bali 2013.
"Memang selama ini antara kedua presiden belum pernah melakukan kunjungan resmi tapi kedua presiden sudah melakukan pertemuan di sela acara internasional," kata Moenir.
Peru, kata dubes, selama ini sudah menilai Indonesia sebagai negara yang penting di kawasan ASEAN terlihat dengan rencana membuka gudang di Jakarta, Surabaya, dan Riau.
Total perdagangan kedua negara saat ini memang rekatif masih kecil, yaitu tahun 2012 mencapai 232 juta dolar AS, dengan rincian ekspor Indonesia mencapai 159, 8 juta dolar AS dan impor Indonesia dari Peru sebesar 72 juta.
Komoditi ekspor utama Indonesia ke Peru antara lain biodisel, tekstil dan produk tekstil, barang pecah belah, otomotif, barang elektronika. Sebaliknya impor Indonesia dari Peru didominasi tepung ikan, makanan ternak, barang tambang, biji gandum, serta pupuk buatan.
"Bagi Indonesia Peru adalah mitra dagang terbesar ke empat bagi Indonesia di Amerika Latimn setelah Brazil, Argentina dan Chili.
Dubes mengakui salah satu hambatan ekpor Indonesia ke Peru adalah letak geografis kedua negara yang berjauhan serta produk China yang mendominasi di negara itu.
Untuk terus memperkenalkan produk Indonesia di pasar Peru, dubes mengatakan pihak KBRI akan terus mengajak pengusaha Indonesia ikut dalam berbagai pameran dagang yang selama ini rutin dilakukan di negara itu.
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014