Setelah saya mendengar testimoni dari mahasiswi bidikmisi, saya turut menitikkan air mata, karena itu yang saya dulu alami dan rasakan
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku menitikkan air mata seusai mendengarkan testimoni perwakilan mahasiswi penerima beasiswa Program Bidikmisi, di Jakarta, Kamis.
"Setelah saya mendengar testimoni dari mahasiswi bidikmisi, saya turut menitikkan air mata, karena itu yang saya dulu alami dan rasakan," ujar Presiden SBY saat memberikan amanatnya di hadapan peserta Program Bidikmisi.
Dalam acara itu salah satu perwakilan mahasiswi Program Bidikmisi menyampaikan bahwa dirinya sangat bersyukur bisa memperoleh beasiswa Bidikmisi, karena orang tuanya yang seorang buruh tani tidak akan sanggup membiayai sekolah hingga perguruan tinggi.
Menurut SBY, dirinya juga memiliki sejarah kehidupan serupa. Ayah SBY hanya seorang anggota militer dengan gaji pas-pasan. "Sahabat-sahabat saya rata-rata adalah mereka yang termasuk golongan tidak mampu, hanya sedikit teman saya yang tergolong mampu. Yang saya ingin ceritakan adalah dulu kami punya cita-cita meneruskan ke perguruan tinggi tapi kenyataannya teman saya tidak semua bisa mewujudkan mimpi," kata SBY.
SBY mengatakan dulu perekonomian nasional belum terlalu kuat, sehingga pemerintah tidak bisa memberikan program beasiswa layaknya Program Bidikmisi.
"Saya sendiri diselamatkan sejarah, ikut di Akademi Militer yang biayanya ditanggung negara, sehingga saya bisa mewujudkan mimpi-mimpi. Pengalaman itu yang membekas di hati saya," kata dia. Oleh karena itu SBY mengamanatkan agar jangkauan program beasiswa seperti Program Bidikmisi diperluas, guna membantu siswa/siswi yang memiliki catatan akademik baik, untuk melanjutkan ke jenjang kuliah.
"Saya ingin mahasiswa pada saatnya nanti jika punya kemampuan, tebuslah apa yang negara berikan, dengan berjuang perangi kemiskinan. Hanya dengan cara itu negeri ini dapat bergerak maju menuju Indonesia yang semakin adil, aman demokratis dan sejahtera," kata dia.
Program Bidikmisi adalah program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memberikan peluang bagi anak bangsa berkemampuan akademik sangat baik, namun memiliki kekurangmampuan ekonomi, sehingga tidak dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
Misi program ini adalah memberikan kesempatan bagi siswa/siswi kurang mampu untuk melanjutkan kuliah.
Pewarta: Rangga
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014
walaupun tidak bisa ikut ke dua kalinya, dan di tahun pertama tidak memiliki kesempatan untuk bertemu presiden, karena jdwal presiden yg padat, dan semuanya juga merasakan kekecewaan yg sama ketika itu,
dengan pemberitaan ini, ada rasa perasaan lega, ternyata presiden memberi perhatian terhadap berlian yang tersembunyi dibalik kemiskinan di seluruh penjuru tanah air.
termak kasih.