Istanbul (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, Selasa (23/7), tiba di Beijing untuk kunjungan tiga hari.
Beijing akan menjadi tuan rumah perundingan tentang cara mengakhiri perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung dan telah memasuki tahun ketiga.
"Saya pikir tanggal ini sudah menjelaskannya," kata Kuleba setelah dia mendarat di Beijing.
"Akan ada negosiasi yang ekstensif, rinci dan substantif. Yang menjadi pusat perhatian adalah satu isu: perdamaian di Ukraina," kata Kuleba.
Kunjungan tersebut merupakan perjalanan pertama menteri luar negeri Ukraina ke Beijing sejak 2012.
Kuleba mengatakan mereka perlu menghindari "persaingan rencana perdamaian" dan bergerak menuju "perdamaian yang adil dan berkelanjutan," yang menunjukkan bahwa China dapat memainkan peran penting dalam hal ini.
Baca juga: Ukraina siapkan empat perjanjian baru untuk meningkatkan pertahanan
Kunjungan tersebut dilakukan atas undangan Menlu China Wang Yi, di mana kedua pihak akan bertukar pandangan mengenai keadaan saat ini dan prospek pengembangan hubungan bilateral," menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Ukraina.
"Topik utama diskusi adalah mencari cara untuk menghentikan agresi Rusia dan kemungkinan peran China dalam mencapai perdamaian yang stabil dan adil," tambah pernyataan itu.
Wang dan Kuleba "akan bertukar pandangan mengenai penerapan pemahaman bersama kedua presiden, mempromosikan kerja sama China-Ukraina dan isu-isu yang menjadi perhatian bersama," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning kepada wartawan di Beijing pada hari sebelumnya.
"Jika menyangkut krisis Ukraina, China selalu percaya bahwa gencatan senjata dini dan penyelesaian politik adalah kepentingan semua pihak," kata Mao lebih lanjut.
"China akan terus berpihak pada perdamaian dan dialog serta mendukung komunitas internasional dalam membangun lebih banyak konsensus dan bersama-sama mencari cara yang layak untuk mencapai penyelesaian politik atas krisis ini," katanya.
Meski Beijing menyerukan penghormatan terhadap integritas wilayah semua negara, namun mereka tidak mengutuk Moskow atas perangnya terhadap Kiev.
Sebaliknya, China, bekerja sama dengan Brasil, telah mengusulkan formula tiga poin deeskalasi untuk memberikan solusi politik terhadap perang Rusia-Ukraina.
Formula tersebut antara lain tidak boleh ada perluasan medan perang, tidak ada eskalasi pertempuran dan tidak ada provokasi oleh pihak mana pun.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Stoltenberg: NATO tak akan terlibat langsung dalam konflik Ukraina
Baca juga: ICRC terima 30 ribu permintaan pencarian orang hilang konflik Ukraina
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024