Grup tersebut menjadi media komunikasi antara Sudin Pendidikan, pihak sekolah dan orang tua pelajar untuk memberikan aduan jika anaknya tidak langsung pulang sekolah atau​​ terlalu lama berada di luar rumah.
Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas (Sudin) Pendidikan Jakarta Pusat  memperkuat komunikasi terhadap orang tua dan anak dalam rangka pengawasan untuk mencegah tawuran antar pelajar.
 
"Tawuran ini memang sudah menjadi tanggung jawab bersama. Kami  terus menjalin komunikasi, karena setelah jam sekolah ibu dan bapak guru kembali ke rumah, jadi tanggung jawab besar berada di orang tua masing-masing. Jadi intinya kita terus menjalin komunikasi dengan pihak sekolah dan orang tua," kata Kepala Sudin Pendidikan Wilayah II Bambang Eko Prabowo saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
 
Bambang menyebut Sudin Pendidikan memiliki grup di masing-masing kecamatan yang berisi personel dari satuan pendidikan, kepolisian atau Polsek, Komando Rayon Militer (Koramil), jajaran kelurahan, dan unsur kewilayahan lainnya untuk memastikan ketika anak-anak di luar jam sekolah tetap terpantau.
 
Grup tersebut menjadi media komunikasi antara Sudin Pendidikan, pihak sekolah dan orang tua pelajar untuk memberikan aduan jika anaknya tidak langsung pulang sekolah atau​​ terlalu lama berada di luar rumah.
 
"Untuk menindaklanjuti adanya laporan, ada anak sekolah misalnya di tempat kumpul-kumpul, nah guru atau pihak Sudin Pendidikan yang melihat itu langsung koordinasi di grup. Kita arahkan anak-anak segera pulang," ucap Bambang.
 
Menurut Bambang, Suku Dinas Pendidikan memiliki kewajiban melakukan pembinaan, pendidikan, menanamkan nilai-nilai Pancasila dan nilai kebaikan kepada pelajar terutama pada saat jam belajar sekolah. Artinya, di sekolah tentunya pihak sekolah memiliki tanggung jawab penuh terhadap aktivitas anak.
 
Lalu, ketika pulang Sudin Pendidikan terus membangun komunikasi dengan orang dan memastikan terjalinnya koordinasi dengan unsur kewilayahan yang bersinggungan dengan masyarakat.
 
"Karena setelah di luar jam sekolah menjadi tanggung jawab bersama. Guru kan pengawasannya terbatas, tidak hanya di sekolah, di luar kalau sudah ada kejadian bela diri, pasti dikaitkan ini murid siapa, meskipun itu tengah malam. Tapi itulah karena panggilan hati dan tugas, guru atau pihak sekolah datang juga ke tempat terjadinya perkara," jelas Bambang.
 
Sebelumnya, Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Polisi Susatyo Purnomo Condro menyebut sempat maraknya tawuran pelajar akhir-akhir ini di wilayahnya karena musim liburan sekolah.
 
"Kemarin kan sedang  liburan sekolah. Kejadiannya di beberapa daerah ya sebelumnya memang rawan tawuran," kata Susatyo di Wilayah Kali Pasir, Jakarta Pusat, Senin (15/7).
 
Susatyo menyebut untuk mengantisipasi aksi tawuran berikutnya, pihak kepolisian berkomitmen terus meningkatkan intensitas patroli kewilayahan meski siswa-siswi sudah mulai kegiatan belajar.
 
Lebih lanjut, Susatyo memastikan pihak kepolisian tentunya menampung semua aspirasi masyarakat dan berkolaborasi dengan pihak pemangku kepentingan (stakeholders) seperti camat dan unsur kewilayahan untuk bisa menekan angka tawuran khususnya di kawasan Kemayoran.
Baca juga: Polisi gagalkan tawuran di Jatinegara, tiga pelajar ditangkap
Baca juga: Jakbar perketat pengawasan di lokasi rawan tawuran
Baca juga: Cegah tawuran, Satpol PP terjunkan 260 personel di Jaktim

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024