"Menurut saya, kalau dibilang 10-20 tahun ke depan, saya pikir bisa (maju). Karena di Timor Leste anak-anak kecil yang bermain di sungai atau di pinggir jalan tidak pernah diajari untuk seperti pemain yang sudah jadi," kata Eduardo pada sesi jumpa pers setelah laga, Selasa malam.
Saat ini, kata dia, semua pelatih di Timor Leste menginginkan hal tersebut dan federasi bersama pemerintah harus bekerja keras untuk mewujudkannya.
"Supaya ke depan kalau ada anak-anak yang bagus di tampung untuk bisa dilatih dan ke depannya bisa membela Timnas Timor Leste," ucap pelatih berusia 52 tahun itu.
"Sekarang, dari pemerintah sudah bekerja sama dengan Korea Selatan, sudah membangun suatu akademi," tambahnya.
Namun, yang lebih penting saat ini, dirinya harus menyiapkan tim untuk ajang kualifikasi Piala Asia U-20 2025.
"Saya kira setelah ini karena Piala Asia U-20 itu sangat dekat, mungkin (saat) pulang manajemen harus membuat laporan kepada federasi supaya apa yang sudah kami alami bisa diperbaiki," ujarnya.
Meskipun, di Timor Leste lapangan dan infrastruktur belum memadai, lanjutnya, tapi pihaknya masih bisa bekerja sama dengan negara tetangga.
"Jadi masih bisa bekerja sama dengan negara tetangga seperti Malaysia, Indonesia atau Australia untuk bisa pemusatan latihan di negara lain," tuturnya.
Baca juga: Indonesia sempurna di Grup A setelah bantai Timor Leste 6-2
Sementara itu, Pemain Timnas Timor Leste U-19 Alexandro Bahkito Corsino Lemos sependapat dengan pelatihnya, berharap ingin fasilitas olahraga terutama sepak bola di negaranya bisa bagus.
Baca juga: Pemain Timor Leste Alexandro Lemos ingin main di PSIS Semarang
Pewarta: Indra Setiawan/Naufal
Editor: Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024