Nicosia (ANTARA) - Siprus mengumumkan kematian baru akibat sengatan panas (heatstroke) dan sejumlah kasus tambahan pada Senin (22/7) saat pulau di Mediterania timur itu terus dilanda gelombang panas yang berkepanjangan.

Menurut juru bicara layanan kesehatan negara, seorang wanita berusia 67 tahun meninggal akibat sengatan panas di sebuah rumah sakit pemerintah di Nicosia pada Minggu (21/7) sore waktu setempat. Tiga wanita lainnya, yang berusia 25 hingga 80 tahun, saat ini dirawat di rumah sakit yang sama.

Meningkatnya kasus kelelahan akibat panas meningkatkan kekhawatiran tentang dampaknya terhadap anak-anak dan individu muda.

"Situasi telah memburuk dalam beberapa hari terakhir karena gelombang panas yang terus berlanjut," kata juru bicara tersebut, seraya menambahkan bahwa sangatlah mengkhawatirkan karena individu muda juga termasuk di antara para korban.

Pada pekan lalu, otoritas medis melarikan seorang anggota wajib militer muda ke sebuah rumah sakit di Prancis karena pingsan saat mengikuti pelatihan militer. Seorang anggota wajib militer lainnya sedang dirawat di Siprus karena gejala yang sama.
 
Seorang wanita memegang kipas saat panas terik melanda Nicosia, Siprus, 4 Juni 2024. (Xinhua/George Christophorou)   

Otoritas medis Siprus mengumumkan kematian pertama akibat sengatan panas pada 14 Juni, menyusul kematian seorang wanita lanjut usia.

Sementara Badan meteorologi Siprus mencatat bahwa Juni merupakan bulan terpanas yang pernah tercatat, dengan suhu mencapai 44 derajat Celsius. Peringatan harian telah dikeluarkan selama beberapa hari, saat suhu tetap berada di kisaran 42 derajat Celsius

Layanan tersebut memperkirakan bahwa suhu tinggi di atas rata-rata normal 38 derajat Celsius akan terus berlanjut hingga pertengahan Agustus.

Gelombang panas saat ini juga memengaruhi sejumlah negara Eropa tengah dan timur serta kawasan Mediterania timur yang lebih luas.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024