New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia naik pada Rabu (Kamis pagi WIB), dengan kontrak AS memperoleh dorongan dari laporan persediaan yang "bullish" dan hembusan musim dingin lain yang sangat dingin kembali melanda negara itu.

Kontrak utama minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, naik 76 sen selama sesi perdagangan, menjadi ditutup pada 102,59 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, lapor AFP.

Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan April naik tipis satu sen menjadi menetap di 109,52 dolar AS di perdagangan London.

Laporan stok bahan bakar mingguan Departemen Energi AS (DoE) mengangkat harga minyak mentah New York di perdagangan pagi, dengan rincian yang menunjuk ke peningkatan potensial dalam permintaan di konsumen minyak mentah terbesar dunia itu.

Pasokan minyak mentah komersial hanya naik 100.000 barel pada pekan lalu, seperdelapan dari perkiraan para analis.

Persediaan di Cushing, Oklahoma, depot yang berfungsi sebagai referensi untuk WTI, turun 1,1 juta barel, mendukung harga minyak, kata Andy Lipow dari Lipow Oil Associates.

Pembukaan bagian selatan saluran pipa Keystone XL, yang membawa minyak dari Cushing ke kilang Gulf Coast di Texas, telah mengurangi penumpukan WTI di pusat minyak mentah tersebut.

"Kilang-kilang beroperasi lebih tinggi ... menjaga persediaan AS di bawah kendali," kata Lipow.

Perbedaan antara harga WTI dan Brent telah menyempit sejak Senin ke tingkat yang tidak terlihat selama berbulan-bulan. Pada Rabu penutupan Brent Rabu, perbedaan harga berdiri di 6,93 dolar AS, kesenjangan terendah sejak Oktober.

DoE juga melaporkan stok destilat, yang termasuk minyak pemanas, sedikit lebih tinggi pada pekan lalu, dengan 300.000 barel. Meskipun peningkatan ini mengakhiri penurunan enam minggu berturut-turut, tingkat itu tetap 9,0 persen lebih rendah dari setahun lalu karena sebagian besar negara telah terpukul oleh musim dingin yang parah.

Lipow memprediksi pasar distilat akan terus didukung oleh cuaca dingin "yang diperkirakan akan terus berlanjut selama 10 hari ke depan."

Kerusuhan politik di penghasil minyak Venezuela, serta di Libya dan Sudan Selatan, masih mendukung pasar, kata para analis.

"Pasar khawatir tentang gangguan pasokan di Venezuela," kata Lipow.



Penerjemah: Apep Suhendar

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014