Kunming (ANTARA) - Pameran China-Asia Selatan (China-South Asia Expo) kedelapan resmi dibuka pada Selasa (23/7) di Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan, China barat daya, menarik lebih dari 2.000 ekshibitor.

Hampir separuh dari ekshibitor tersebut merupakan perusahaan-perusahaan yang berasal dari Asia Selatan dan Tenggara.

Acara yang berlangsung selama enam hari itu menampilkan 15 aula pameran dengan beragam tema yang meliputi teknologi arsitektur, manufaktur, energi hijau, dan pertanian modern.

Secara khusus, untuk pertama kalinya, sebuah paviliun yang didedikasikan untuk industri kopi didirikan, menyoroti status Yunnan sebagai produsen kopi utama di China. Lebih dari 160 perusahaan memamerkan produk-produk mereka di paviliun ini.

Pameran tersebut pertama kali diadakan di Kunming pada 2013 lalu, tahun yang sama saat China meluncurkan Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI). Sejak awal digelar, pameran tersebut telah menghadirkan lebih dari 18.000 perusahaan dalam dan luar negeri, mempromosikan perdagangan senilai lebih dari 100 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.228), dan memfasilitasi penandatanganan lebih dari 3.000 proyek.

Diselenggarakan bersama oleh Kementerian Perdagangan China dan pemerintah Provinsi Yunnan, pameran itu merupakan salah satu acara terpenting tahun ini bagi pertukaran ekonomi dan perdagangan antara China dan negara-negara Asia Selatan.

Data resmi menunjukkan bahwa volume perdagangan antara China dan negara-negara Asia Selatan mencapai hampir 200 miliar dolar AS pada 2023, dua kali lipat dari jumlah yang tercatat pada 2013. 

Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024