Kuala Lumpur (ANTARA) - Sebanyak 17 pelajar Indonesia yang merupakan anak-anak dari pekerja migran yang lulus dari Community Learning Center (CLC) atau Tempat Kegiatan Belajar (TKB) di Sabah melanjutkan pendidikan ke Kalimantan Utara (Kaltara), kata Konsul Republik Indonesia Tawau Aris Heru Utomo.

Menurut Aris, dalam keterangan tertulis diterima di Kuala Lumpur, Selasa, anak-anak itu merupakan penerima beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) dan beasiswa dari berbagai Yayasan pendidikan di Indonesia.

Seluruh penerima beasiswa itu terpilih setelah melewati proses seleksi sejak Maret 2024.

Ia mengatakan meskipun anak-anak tersebut lahir dan besar di Sabah, Malaysia, namun mereka tetap merupakan Warga Negara Indonesia (WNI).

Aris mengatakan secara khusus berpesan kepada anak-anak untuk mulai menuangkan pengalamannya selama berada di Kalimantan Utara ke dalam tulisan, yang nantinya dapat dikumpulkan dan diterbitkan menjadi sebuah buku antologi yang bisa menginspirasi pelajar CLC lainnya agar bersemangat melanjutkan pendidikan.

Ia mengatakan juga telah melakukan penguatan wawasan kebangsaan dan Pancasila para penerima beasiswa melalui paparan berjudul “Menemukan Kembali Indonesia” sehari sebelum keberangkatan mereka pada Minggu (21/7) lalu.

Dalam paparannya, ujar Aris, dirinya telah memberikan pemahaman mengenai sejarah lahirnya bangsa dan negara Indonesia yang diperjuangkan dengan gagah berani dan penuh semangat persatuan oleh para pejuang kebangsaan dan kemerdekaan.

Selain itu, dijelaskan pula mengenai bendera, bahasa, lambang negara, dan lagu kebangsaan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.

Menurut dia, ke-17 anak-anak pekerja migran yang bekerja di perkebunan kelapa sawit tersebut merupakan bagian dari 471 pelajar CLC di Sabah dan Sarawak yang lulus seleksi penerima beasiswa ADEM dan dari berbagai yayasan pendidikan di tanah air.

Aris mengatakan mereka akan belajar di tiga sekolah mitra ADEM di Provinsi Kalimantan Utara, yaitu SMKN 1 Nunukan, SMKN 1 Sebatik Barat dan SMAK Santo Gabriel Nunukan, serta satu sekolah mitra yayasan type B yaitu SMA Mutiara Bangsa Sebatik Barat.

Mereka diberangkatkan melalui Pelabuhan ferry Tawau menuju Pelabuhan Tunon Taka, Nunukan, Kalimantan Utara, dengan pendampingan dari beberapa orang guru CLC.


Baca juga: Cerita Selly, diaspora pertama pencipta kosmetik halal di Jepang
Baca juga: Malaysia evakuasi 123 warganya dari Bangladesh

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2024