Saya menikmati berkarya... Anda dapat mengekspresikan diri dengan cara yang unik."
Jakarta (ANTARA News) - Mantan Presiden Amerika Serikat George Walker Bush yang kini sedang menikmati waktu menjadi pelukis, akan memamerkan karyanya untuk pertama kali pada sebuah pameran seni, April mendatang.
Lebih dari dua lusin lukisan karya pemimpin AS ke-43 ini akan ditampilkan dalam pameran bertajuk "The Art of Leadership: A President's Personal Diplomacy," berdasarkan keterangan George W. Bush Presidential Center. yang menaungi perpustakaan, institut, musem dan yayasan Presiden AS dua periode itu.
Barang-barang peninggalan Bush, kemudian foto, dan refleksi pribadi juga akan menjadi bagian yang ditampilkan dalam pameran.
"Akan ada pandangan orang dekat tentang hubungan unik Bush dengan para pemimpin dunia lainnya," tulis Bush Center.
Karya-karyanya itu akan ditampilkan di Museum dan Perpustakaan George W. Bush Presidential yang berlokasi di kampus Southern Methodist University, Dallas, April.
Setelah turun tahta dari kursi Presiden ngara adidaya itu, pada 2009, Bush mulai serius melukis dan telah merampungkan karya-karya landskap, lukisan binatang termasuk gambar kardinal yang ditampilkan pada perayaan Natal, dan acara penghormatan untuk Barne, anjing hitam miliknya yang meninggal pada 2013.
Koleksinya juga mencakup potret dirinya sendiri.
Pada 2013, seorang peretas menjebol akun pesan elektronik keluarga Bush yang termasuk data foto mantan Presiden itu di kamar mandi, sedang melihat dirinya sendiri di cermin rias, dan satu karya tentang sepasang kaki yang direntangkan di bak mandi.
Bush, yang menetap di Dallas, mengikuti kelas melukis setelah meninggalkan Gedung Putih. Kegemarannya melukis terus berkembang setelah membaca buku "Painting as a Pastime" karya Mantan Perdana Menteri Inggris Winston Churchill, tulis Dallas Morning News.
"Ini adalah cara untuk berkarya," kata Bush, yang menandatangani lukisannya berjudul "43,".
"Saya menikmati berkarya... Anda dapat mengekspresikan diri dengan cara yang unik," ujarnya, demikian Reuters. (*)
Penerjemah: Indra Arief Pribadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014