Jakarta (ANTARA) - Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama mengungkapkan bahwa Hari Anak Nasional (HAN) 2024 menjadi pengingat bagi orang tua untuk menghindarkan anak dari penyakit menular.

Salah cara yang perlu dilakukan orang tua adalah dengan memastikan anak mendapatkan imunisasi yang merata dan bermutu.

"Melindungi anak dari penyakit fisik, penyakit menular dengan memastikan cakupan imunisasi tinggi, merata, bermutu," kata Ngabila saat dikonfirmasi di Jakarta pada Selasa.

Ngabila juga meminta orang tua memastikan agar anak mendapatkan 15 jenis imunisasi gratis dari pemerintah.

Baca juga: Kepulauan Seribu targetkan 4.295 anak terima vaksin polio
Baca juga: Pemprov Jakarta resmi canangkan PIN Polio 2024

Pastikan setiap anak mendapat semua, yaitu 15 jenis imunisasi gratis dari pemerintah, dari bayi baru lahir sampai dengan dewasa. "Itu bisa didapat di Posyandu, Puskesmas, pos vaksinasi dan fasilitas kesehatan secara gratis," kata Ngabila.

Menurut Ngabila, semua merek vaksin di fasilitas-fasilitas itu aman, sehat, halal, bermanfaat dan berkualitas. "Karena sistem penyimpanannya juga sudah diatur dengan sangat baik," kata Ngabila.

Selain penyakit menular, orang tua juga diminta memperhatikan kesehatan mental anak dengan memberi pola asuh yang efektif bagi anak.

"Kemudian juga tidak merokok, karena asap rokok terbukti dapat menyebabkan gangguan tidak hanya pertumbuhan seperti anemia dan stunting, tapi juga perkembangan mental, emosional dan kognitif anak," kata Ngabila.

Baca juga: Bupati minta seluruh anak di Kepulauan Seribu divaksin polio
Baca juga: Pemkot Jaktim targetkan 300 ribu anak ikuti vaksinasi polio

Di HAN ini, Ngabila juga menganjurkan konsep "CERDIK" untuk menjaga kesehatan fisik dan tumbuh kembang anak. "Kalau 'C' itu cek kesehatan rutin, 6-12 bulan sekali," kata Ngabila.

Sedangkan "E" maksudnya enyahkan asap rokok, baik perokok aktif dan pasif karena sama-sama membahayakan kesehatan. Kemudian "R" berarti rajin beraktivitas fisik 20 sampai 30 menit setiap hari, lima kali setiap minggu.

"Kemudian 'D', yakni diet atau makan makanan seimbang dengan konsumsi sayur dan buah 3-5 porsi sehari dan batasi konsumsi gula, garam, lemak karena berbahaya, bisa menyebabkan obesitas dan penyakit kronis," kata Ngabila.

Selanjutnya "I" berarti istirahat atau tidur cukup 7-8 jam sehari. Lalu "K" berarti kelola stres secara baik dengan menyalurkan hobi dan waktu khusus untuk keluarga.

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024