Helsinki (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta dunia agar segera mempersiapkan operasi lanjutan, yaitu operasi kemanusiaan dan pemulihan perdamaian di wilayah-wilayah yang hancur akibat tindakan saling serang oleh Israel dan kelompok Hizbullah-Lebanon seiring operasi penjagaan perdamaian oleh PBB di Lebanon. "Upaya mengawasi gencatan senjata di sana harus diikuti dengan operasi kemanusiaan dan pembangunan kembali di wilayah konflik. Masyarakat global juga harus berbuat lebih banyak dalam mengembalikan perdamaian melalui penyelesaian yang pantas dan adil," kata Yudhoyono di Helsinki, Finlandia, Selasa. Pernyataan Presiden tersebut dilontarkan ketika menjawab pertanyaan dalam jumpa pers bersama Presiden Finlandia Tarja Halonen usai keduanya melakukan pembicaraan bilateral dalam rangka kunjungan kenegaraan Yudhoyono. Dalam kesempatan tersebut, Yudhoyono ditanya soal alasan Indonesia mengambil tanggung jawab di Lebanon dengan mengirimkan pasukannya ke wilayah tersebut bergabung dengan pasukan penjaga perdamaian PBB. Presiden menjawab, Indonesia tidak mau melihat para warga yang tidak bersalah menjadi korban dalam konfik. Jika tidak dapat dihentikan, ujarnya, konflik akan meluas ke kawasan dan memberikan dampak negatif kepada dunia Islam, termasuk Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Penyelesaian terbaik untuk mengakhiri konflik di Lebanon, menurut Kepala Negara, adalah kerjasama global. Karena itu pula, paparnya, ia telah berkirim surat sebanyak dua kali kepada Sekjen PBB Kofi Annan untuk menyampaikan bahwa solusi di Lebanon bisa dicapai melalui gencatan senjata dan penempatan pasukan perdamaian untuk mengawasi gencatan tersebut. "Dan hal itu harus diikuti dengan operasi kemanusiaan, rekonstruksi di wilayah konflik dan mengembalikan proses damai guna mencapai penyelesaian yang adil dan permanen di Timur Tengah," kata Yudhoyono. Ketika ditanya pendapat Indonesia apakah negara-negara Arab perlu dilibatkan dalam pengiriman pasukan untuk bergabung dengan pasukan PBB di Lebanon (UNIFIL), Presiden mengatakan hal itu tergantung negara masing-masing. "Terserah kepada negara-negara yang bersangkutan tentang bagaimana mereka berkontribusi dalam mengakhiri konflik. Beberapa negara mengirimkan pasukannya, tapi ada juga negara-negara lain yang memilih untuk memberikan bantuan dalam bentuk lainnya," kata Yudhoyono.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006