Jakarta (ANTARA News) - Tim ahli palenatologi Malaysia dan Jepang berhasil menemukan fosil dinosaurus untuk pertama kalinya, dari daratan Malaysia, lapor situs World Science Report.
Tim peneliti ini mengklaim menemukan fosil gigi dinosaurus di sebuah pedesaan di Pahang, Malaysia, yang dikategorikan fosil dinosaurus pemakan ikan spinosaurids (famili : spinosaurus). Sampel fosil gigi ini dinamai UM10575 .
"Kami sudah memulai kerja sama ini dan melaksanakan ekspedisi lapangan untuk mencari simpanan berharga dari dinosaurus di Malaysia sejak September 2012 . Baru-baru ini, kami berhasil mengkonfirmasikan adanya sisa-sisa dinosaurus (fosil gigi) di Pahang," kata kepala peneliti, Dr Masatoshi Sone, dalam pernyataan persnya.
Tim ilmuwan melibatkan peneliti dari Universitas Malaya, Universitas Waseda (Jepang) dan Universitas Kumamoto (Jepang).
Prof Ren Hirayama dari Universitas Waseda, yang juga spesialis paleontologi reptil adalah yang berhasil mengidentifikasi sisa fosil itu dsebagai gigi dari spinosaurid.
Fosil itu berukuran panjang 23 milimiter dan lebar 10 milimiter ditemukan tertanam dalam sedimen batuan strata yang termasuk peninggalan Mesozoikum (peninggalan sekitar 145 -- 75 juta tahun yang lalu).
Para peneliti menargetkan untuk mengeksplorasi kekayaan fosil yang mungkin ada di Semenanjung Malaysia sebagai sedimen dari periode Jurassic-Cretaceous.
Spinosaurid memiliki tengkorak serupa buaya serta gigi berbentuk kerucut. Giginya juga memiliki gerigi dan kasar di bagian tepinya.
Spinosaurus telah banyak ditemukan di wilayah Australia, Eropa, Amerika Selatan dan Asia.Tim peneliti berharap dapat menemukan lebih banyak fosil dinosaurus di Malaysia.
Mereka juga menekankan perlunya perlindungan situs penemuan itu dan mendesak agar lokasi penemuan hanya boleh dikunjungi oleh peneliti teruji.
Perlindungan untuk situs itu juga penting mengingat lokasinya merupakan tempat terbuka dan dikhawatirkan situs itu dirusak oleh para penggali ilegal untuk kepentingan pengumpulan fosil pribadi.
Mereka berharap bahwa penemuan penting ini dapat menambah kemajuan lebih lanjut soal studi paleontologi di Malaysia dan menambah kekayaan museum.(*)
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014