Jakarta (ANTARA) - Kesehatan adalah hal yang paling berharga dalam hidup. Tanpa tubuh yang sehat, semua aspek kehidupan bisa terganggu.
Namun, sering kali kita tidak menyadari bahwa ada potensi risiko penyakit yang mengintai tanpa gejala yang jelas. Itulah sebabnya skrining kesehatan menjadi begitu penting.
Skrining kesehatan merupakan proses pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit atau kondisi medis pada seseorang sebelum gejalanya muncul. Tujuannya adalah untuk menemukan masalah kesehatan sedini mungkin sehingga penanganannya bisa lebih efektif dan komplikasi dapat dihindari.
Dengan skrining maka dapat membuat penyakit lebih mudah diobati dan meningkatkan peluang kesembuhan.
Deteksi dini penyakit adalah kunci utama dalam menjaga kesehatan yang optimal. Dengan mengetahui kondisi kesehatan sedini mungkin, seseorang memiliki kesempatan untuk mengambil tindakan preventif atau pengobatan yang tepat sebelum masalah berkembang menjadi lebih serius.
Skrining kesehatan dapat mencakup berbagai jenis pemeriksaan tergantung pada usia, riwayat kesehatan, dan faktor risiko individu. Misalnya, skrining untuk kanker melalui mammografi atau tes pap smear, skrining untuk penyakit jantung melalui pengukuran tekanan darah atau tes kolesterol, serta skrining untuk diabetes melalui tes darah untuk mengukur kadar glukosa.
Pada skrining kesehatan, banyak orang dengan kolesterol tinggi terdeteksi di program tersebut sehingg bisa segera ditangani.
Dr Armand Achmadsyah dari RS Abdi Waluyo mengatakan bahwa warga dengan kolesterol tinggi tak hanya yang lanjut usia saja. "Memang statistiknya sendiri nggak cuma pasien-pasien yang sudah tua, bahkan ada yang 24 tahun itu kolesterolnya sudah tinggi," kata dr Armand.
Pada tahap pertama, dr Armand menganjurkan perubahan gaya hidup untuk menurunkan kolesterol. Setelah gaya hidup dan pola makan diubah namun angka kolesterol masih tinggi, barulah dilakukan terapi pengobatan.
"Skrining kesehatan sangat penting karena dengan kita skrining, kita jadi tahu mana kelompok berisiko dan mana yang sehat. Skrining harus dilakukan secara berkala," kata dr Armand.
Sebelumnya, PT Dexa Medica melalui Corporate Social Initiatives, dharma dexa, mengajak masyarakat Indonesia untuk skrining penyakit kronis bertajuk "Cek Segitiga".
"Kita mengadakan acara tes segitiga; hipertensi, kolesterol, dan diabetes di enam kota dengan target lebih dari 2.000 pasien yang melakukan cek kesehatan gratis. Rangkaian acara ini digelar dalam rangka menuju HUT ke-55 Dexa Medica," ujar Presiden Direktur PT Dexa Medica V Hery Sutanto di sela acara yang diadakan pada Minggu (21/7) di Plaza Tenggara, Gelora Bung Karno, Jakarta.
Rangkaian acara tersebut menggandeng sejumlah mitra yakni rumah sakit, apotek serta klinik. Pada Cek Segitiga di Jakarta, Dexa Medica bekerja sama dengan RS Abdi Waluyo, aplikasi GoApotik, dan telemedicine dkonsul, hingga olahraga pound fit bersama dengan Stimuno Forte.
Acara merupakan bentuk dukungan Dexa Medica terhadap program pemerintah yakni mengutamakan upaya promotif dan preventif kesehatan.
"Kegiatan ini juga sebagai upaya edukasi ke masyarakat untuk hidup sehat, sesuai program promotif-preventif kesehatan dari Kementerian Kesehatan RI, nantinya Dexa juga akan menggandeng lebih dari 1.000 Apotik dan Klinik, untuk program edukasi dan skrining kesehatan ini," kata Hery.
Dalam acara kali ini, masyarakat berkesempatan untuk memeriksa kesehatan secara gratis, mendapatkan konsultasi dokter dari RS Abdi Waluyo, edukasi dari apoteker, serta berpartisipasi dalam games olah raga interaktif.
Program "Cek Segitiga" dirancang untuk memberikan layanan skrining penyakit kronis dan konsultasi gratis kepada masyarakat. Program ini mencakup tiga pemeriksaan utama yakni tekanan darah, gula darah sesaat, dan kolesterol dalam 3 tahapan, yakni skrining dengan melakukan pemeriksaan kesehatan awal, konsultasi untuk mendapatkan nasihat medis dari dokter, serta edukasi dengan mempelajari cara menjaga kesehatan secara berkelanjutan.
Corporate Affairs Director Dexa Group, Tarcisius Tanto Randy mengungkapkan bahwa acara ini sejalan dengan nilai inti perusahaan. "Kita mewujudkan core value perusahaan kita yaitu Deal with Care, peduli atas sesama, jadi kita menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan untuk para pengunjung di GBK ini," kata Tarcisius.
Sejalan dengan upaya skrining kesehatan ini, harapannya dapat menurunkan prevalensi penyakit tidak menular dan meningkatkan kesadaran masyarakat terkait kesehatan. "Harapan ke depannya ada kontribusi terhadap penurunan beban pembiayaan penyakit tidak menular," kata Tarcisius melanjutkan.
Indonesia, negara dengan populasi penduduk yang besar dan ragam tantangan dalam sistem kesehatannya, terus menghadapi persoalan serius terkait pembiayaan kesehatan. Data terbaru menunjukkan bahwa beban pembiayaan penyakit tidak menular yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan telah mencapai angka yang mengkhawatirkan, sementara pengeluaran kesehatan mandiri oleh masyarakat juga jauh melebihi rekomendasi organisasi kesehatan dunia.
Menurut data BPJS Kesehatan, pembiayaan untuk penyakit tidak menular di Indonesia meningkat signifikan dari Rp17,9 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp24,1 triliun pada tahun 2022. Penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, kanker, dan penyakit jantung merupakan penyebab utama beban kesehatan yang semakin berat di negara ini. Peningkatan ini mencerminkan meningkatnya prevalensi penyakit kronis di antara penduduk Indonesia, yang memerlukan perhatian serius dalam upaya pencegahan, deteksi dini, dan manajemen penyakit.
Peningkatan beban pembiayaan penyakit tidak menular menyoroti pentingnya investasi dalam promosi kesehatan dan pencegahan penyakit di masyarakat. Program-program yang mendorong gaya hidup sehat, edukasi mengenai diet yang seimbang, olahraga teratur, serta kampanye anti-merokok dan anti-alkohol perlu diperkuat untuk mengurangi prevalensi penyakit kronis.
Dengan memfokuskan upaya pada pencegahan, akses yang lebih adil terhadap layanan kesehatan, dan pengembangan sistem jaminan kesehatan yang lebih baik, Indonesia dapat bergerak menuju sistem kesehatan yang lebih inklusif, efisien, dan berkelanjutan untuk kesejahteraan semua warganya.
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2024