Kerja sama yang kita bangun ini tidak hanya untuk bidang arkeologi tetapi juga dapat dilaksanakan untuk berbagai bidang pendidikan lainnya,"

Banda Aceh (ANTARA News) - Tiga perguruan tinggi yakni Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam Banda Aceh, Universitas Sains Malaysia (USM) dan Universitas Sumatera Utara (USU) bertekad meningkatkan kerja sama bidang kajian arkeologi.

Komitmen peningkatan kerja sama ketiga perguruan tinggi tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman bersama oleh ketiga perwakilan universitas itu, untuk bidang pendidikan dan penelitian serta kerja sama dengan bidang kajian Arkeologi di lingkungan ketiga perguruan tinggi tersebut.

"Kerja sama yang kita bangun ini tidak hanya untuk bidang arkeologi tetapi juga dapat dilaksanakan untuk berbagai bidang pendidikan lainnya," kata Vice-Chancellor USM Prof Dato" Dr Omar Osman di Banda Aceh, Rabu.

Kerja sama yang dilakukan tersebut merupakan sebuah hal baru dimana terjalin suatu hubungan triangle yang merupakan kolaborasi antar tiga universitas, katanya menjelaskan.

Ia mengatakan, pihaknya sangat mendukung program kuliah kerja nyata (KKN) yang dilakukan perguruan tinggi "jantong hate" rakyat Aceh itu dan mengusulkan mengusulkan agar program KKN dapat dilaksanakan di Semenanjung Utara Malaysia.

Sementara itu, Wakil Rektor IV USU Prof Ningrum Natasya Sirait mengatakan selain kerja sama penelitian Arkeologi Islam dapat juga diteruskan ke bidang studi lainnya.

"Kerja sama ini tidak cukup di bidang Arkeologi, tapi harus merambah ke studi-studi lainnya. Kemajuan perguruan tinggi bukan dinilai dari banyak dan megahnya gedung tetapi dilihat dari berapa besar jumlah jurnal, riset atau publikasi ilmiah yang dihasilkan," katanya.

Penelitian di bidang Arkeologi Islam ketiga universitas tersebut sudah dimulai sejak tahun 2007 dan banyak temuan-temuan sejarah baru yang dapat dibuktikan secara scientific.

Salah satu penemuan tersebut ikut dipamerkan di Acara Pameran Arkeologi di Gedung AAC Dayan Dawood yakni bukti tentang eksistensi sejarah Islam di Aceh yang jauh lebih awal dibandingkan dengan fakta sejarah yang tertulis saat ini.

Sementara Rektor Unsyiah Prof Samsul Rizal mengatakan perguruan tinggi yang dipimpinnya tersebut berkomitmen untuk menyelamatkan domuken dan situs-situs sejarah di provinsi ujung paling barat Indonesia itu.

(KR-IFL/R010)

Pewarta: M Ifdhal
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014