Dalam pantauan ANTARA di Jayapura, Papua pada hari ini, sekitar 2.600 anak-anak mengenakan busana adat Papua dengan kompak melakukan gerakan berdasarkan tari asli Bumi Cenderawasih tersebut.
Kompak mengenakan atasan hitam, ribuan pelajar yang berasal dari Provinsi Papua itu dengan penuh semangat melaksana tarian kolosal tersebut, yang mendapatkan rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
Tidak hanya tari kolosal, acara puncak Hari Anak Nasional Ke-40 itu juga menjadi panggung bagi anak-anak lain mulai dari parade baris berbaris sampai marching band yang semuanya dilakukan oleh para pelajar dari Papua.
Hadir pula perwakilan dari provinsi lain yang tergabung dalam Forum Anak Nasional. Secara khusus, lima orang dari Forum Anak Nasional membacakan lima aspirasi dan kekhawatiran mereka sebagai anak-anak Indonesia lewat Suara Anak Indonesia.
Kelima isu yang diangkat termasuk pemenuhan hak sipil anak, pencegahan perkawinan anak usia dini melalui pembentukan satuan tugas di tingkat paling bawah dan memastikan anak tidak menjadi perokok aktif atau pasif lewat implementasi kebijakan yang ada.
Berbicara di hadapan Presiden Joko Widodo, Suara Anak Indonesia juga menyerukan pemerataan kualitas dan fasilitas pendidikan serta penanganan terkait fenomena kekerasan dan eksploitasi anak.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengatakan anak-anak sebagai penerus bangsa juga memiliki peran untuk menentukan masa depan yang terbaik bebas dari diskriminasi, terpenuhi hak-haknya dan terlindungi dari kekerasan.
Baca juga: Hari Anak Nasional 2024, gemakan Suara Anak untuk masa depan bangsa
Baca juga: Hari Anak, Suara Anak Indonesia serukan lima isu perlindungan anak
Baca juga: 500 siswa SD sambut kedatangan Presiden di Istora Papua Bangkit
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024