TNI memang merupakan tentara rakyat, tentara pejuang dan tentu tentara profesional.
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Budiman, menggelar pertemuan dengan para Atase Pertahanan dan Atase Darat Kedutaan Besar Negara Sahabat, di Markas Besar TNI Angkatan Darat, Jakarta, Rabu.
"TNI AD selalu berupaya meningkatkan profesionalisme prajurit melalui upaya pembinaan, baik itu pembinaan tempur prajurit maupun pembinaan kemampuan penggunaan peralatan modern," kata KSAD Jenderal TNI Budiman, dalam sambutannya di hadapan Atase Darat negara sahabat.
TNI AD yang profesional, kata dia, akan terus berjuang bersama rakyat karena juga merupakan bagian dari strategi pertahanan semesta.
"TNI memang merupakan tentara rakyat, tentara pejuang dan tentu tentara profesional. Dengan tentara rakyat kita berada dari rakyat dan nasib prajurit sama dengan rakyat. Tentara pejuang itu lebih mikirkan pengabdian ketimbang gaji," katanya.
Budiman menegaskan, TNI akan lebih mengutamakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kendati demikian, dirinya tak memungkiri adanya prajurit yang nakal (indispliner).
"Kami sadari, anak buah saya sekitar 350 ribu orang. Jika satu persen saja nakal, berarti ada 3.500 yang nakal. Oleh karena itu, TNI AD akan meningkatkan pembinaan kepada prajurit," ucapnya.
KSAD juga membeberkan bagaimana upaya TNI AD dalam meningkatkan kesejahteraan prajurit. Anggaran pertahanan Indonesia mencapai Rp86 triliun pada 2014. Dari jumlah itu, anggaran untuk TNI AD sebesar Rp35 triliun.
Seluruh anggaran tersebut, kemudian dibagi untuk gaji prajurit, operasional, belanja modal, hingga pengadaan dan perawatan alutsiata.
Dari 37 yang diundang, dalam silahturahmi antara Kasad dengan Atase Pertahanan negara sahabat, dihadiri sebanyak 32 Atase Pertahanan dan Atase Darat Kedutaan Besar Negara Sahabat. (*)
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014