Jakarta (ANTARA) - PT Angkasa Pura (AP) I menyatakan kesiapannya untuk mengoperasikan Bandara Juanda Baru, Surabaya mulai 10 November 2006, menyusul rampungnya jalan akses ke bandara internasional itu. "Jalan akses yang kami siapkan adalah bukan tol, tetapi Jalan Sedati, Sidoarjo dan Jalan Inspeksi atau bekas proyek Bandara Juanda Baru," kata Direktur Operasi dan Teknik PT AP I, Risman Nuryadin menjawab pers di sela Rapat Koordinasi `Air Traffic Services Indonesia 2006` di Jakarta, Selasa. Bandara Juanda baru terletak di sebelah utara dari bandara Juanda lama. Proyek pembangunan fisiknya sudah rampung sejak Juni 2006 dan telah diserahkan oleh Ditjen Perhubungan Udara kepada PT AP I untuk dioperasikan dan dikelola. Menurut Risman, jalan akses Bandara Juanda Baru tersebut merupakan masalah utama dari proyek itu karena alternatif yang disiapkan sebelumnya yakni jalan akses tol, sampai sekarang belum jelas, sementara Jalan Sedati, relatif kecil. "Karena itu, jalan keluarnya adalah jalan akses eks proyek sebagai pintu masuk dan Jalan Sedati sebagai pintu keluar sehingga satu arah. Kalau dua arah tidak layak, macet dan sebagainya," kata Risman. Terkait dengan penetapan 10 November 2006 sebagai tonggak permulaan operasi bandara itu, Risman mengaku, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak terkait, seperti Gubernur Jawa Timur. "Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan meresmikan proyek ini," katanya. Selain, itu, tanggal 10 November 2006 adalah bertepatan dengan Hari Pahlawan sehingga diharapkan, permulaan operasinya akan memiliki tonggak historis tersendiri. Risman juga mengatakan, setelah Bandara Juanda Baru beroperasi, eks Bandara Juanda lama yang terletak di sebelah selatan akan langsung diserahkan kepada TNI Angkatan Laut, sebagai pemilik lahan. "PKS (Perjanjian Kerjasamanya) sedang disiapkan oleh Dephub dan TNI AL. Tidak lama lagi akan diserahkan," tambahnya. Pengembangan Bandara Juanda Baru tersebut didanai pinjaman dari Jepang melalui Japan Bank for International Cooperation (JBIC) sebesar 23,2 miliar Yen dan Rp236,4 miliar dari APBN sebagai dana pendamping. Bandara Juanda Baru seluas 66.330 meter persegi tersebut diproyeksikan mampu menampung enam juta penumpang dan 120 ribu ton kargo per tahun. Selain dilengkapi tanki penampungan BBM (fuel storage) lima unit, masing-masing berkapasitas dua juta liter, juga terminal penumpang seluas 51.500 meter persegi dengan 11 garbarata atau `moving bridge`. Bandara Juanda Baru yang didesain sejak 1994/1995 itu diproyeksikan mampu menampung 11 pesawat berbadan lebar, sedang dan kecil.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006