Cianjur (ANTARA) - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, membentuk dua tim guna menelusuri kasus perundungan yang menimpa siswi baru AD (12) saat menjalani Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMP I Sindangbarang.

Kepala Bidang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Disdikpora Cianjur Helmi Halimudin di Cianjur Senin, mengatakan setelah tim menuntaskan tugasnya dalam penanganan perundungan tersebut, pihaknya akan menjatuhkan sanksi bagi pihak sekolah dan siswa pelaku perundungan.

"Satu tim masih melakukan penelusuran dengan mendatangi dan mencari tahu kronologi dugaan perundungan di SMP Negeri 1 Sindangbarang, sedangkan tim lainnya mendampingi korban AD (12) yang akan dipindahkan perawatannya ke RSUD Sayang Cianjur," katanya.

Dia menjelaskan, per hari ini korban masih menjalani perawatan di rumah sakit di Sukabumi, dan segera dirujuk ke Cianjur untuk memudahkan penanganan dan pemeriksaan serta pendampingan yang akan diberikan dinas guna memulihkan kembali mental korban.

Baca juga: Psikolog: Pelaku dan penonton perundungan juga bisa kena dampak

Sedangkan pihak sekolah membenarkan korban mengalami perundungan saat menjalani masa pengenalan lingkungan sekolah yang dilakukan kakak kelasnya seorang siswi yang sudah diminta keterangan termasuk sejumlah saksi yang sempat melihat aksi pelaku.

"Kami akan menjatuhkan sanksi tegas terhadap pihak sekolah dan pelaku sesuai dengan ketentuan dan hukum yang berlaku karena menyebabkan korban mengalami trauma tidak ingin lagi masuk sekolah, namun tim akan mendampingi korban," katanya.

Seperti diberitakan seorang siswi baru di SMP Negeri 1 Sindangbarang AD (12) diduga menjadi korban perundungan kakak kelasnya seorang siswi saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Korban mendapat perundungan usai melakukan kegiatan pentas busana, dimana pelaku sempat memukul bagian punggung AD sehingga terjatuh bahkan aksinya sempat dilarang sejumlah siswa lainnya namun tidak diindahkan.

"Keponakan saya dihampiri oleh siswi lain yang langsung memukul bagian punggungnya, sehingga sempat terjatuh, banyak siswa lain melihat tindakan perundungan terhadap AD dan sempat mencegah, namun pelaku tetap memukulnya," kata paman korban Yusuf (35).

Akibatnya AD harus mendapatkan pertolongan medis di rumah sakit di Sukabumi karena mengeluhkan sakit di bagian punggung, bahkan dia menolak untuk kembali ke sekolah karena trauma.

Baca juga: Psikolog: Banyak berteman bisa jadi strategi hindari perundungan
Baca juga: Pemkot Jayapura: HAN jadi momentum anak bebas dari perundungan

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024