"Sejumlah kasus kejahatan menolak pembayaran dan pelanggaran kontrak oleh sejumlah importir di sejumlah negara dan wilayah meningkat," sebut edaran MOC seperti dikutip Xinhua, di Beijing, Selasa.
Kondisi tersebut merupakan fenomena dari dampak terus terjadinya krisis keuangan global yang saat ini terjadi.
MOC mendesak pemerintah lokal, serikat pekerja dan pebisnis China di dunia untuk terus melakukan pemantauan terhadap kredit para importir asing.
"Prioritas akan diberikan mengenai jalur pembayaran kredit oleh peminjam asing," sebut MOC.
Kementrian juga meminta pemerintah lokal untuk mendukung pengembangan asuransi kredit ekspor serta mendorong eksportir menggunakan asuransi dengan mengurangi premi.
Sejak Januari-November 2008, Perusahaan Asuransi Ekspor dan Kredit China (SINOSURE) menyediakan 56,5 miliar dolar AS untuk menjamin para eksportir terhadap resiko kredit seperti kegagalan pembayaran.
Jumlah itu tercatat lebih besar 63,6 persen dibanding penyaluran periode sama tahun sebelumnya. Alasan peningkatan itu disebabkan makin banyaknya eksportir yang menggunakan asuransi.
SINOSURE adalah satu-satunya perusahaan asuransi di China yang mengurusi soal asuransi kredit ekspor.
Selama periode itu, SINOSURE telah membayar 210 juta dolar AS ganti rugi, naik 174,5 persen dibanding periode sama 2007.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009