Brussel (ANTARA) - Sebuah badan industri China mendesak Komisi Eropa agar mengubah temuan mereka yang melanggar hukum dalam penyelidikan antisubsidi terhadap kendaraan listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) China dan berharap bahwa solusi yang seimbang dapat dicapai guna menghindari kerugian bagi kedua belah pihak.

"Langkah-langkah pertahanan perdagangan akan merugikan semua pihak yang terlibat. Kekuatan dan pertumbuhan industri BEV Uni Eropa dan China terletak pada kolaborasi, bukan konflik," kata Shi Yonghong, selaku wakil presiden Kamar Dagang China untuk Impor dan Ekspor Mesin dan Produk Elektronik (China Chamber of Commerce for Import and Export of Machinery and Electronic Products/CCCME), dalam sebuah konferensi pers di Brussel, Jumat (19/7).

CCCME mewakili 12 produsen pengekspor BEV China, termasuk tiga produsen yang dijadikan sampel dan diselidiki secara individual oleh Komisi Eropa.

Objektivitas dan keadilan dirusak

Pada 4 Juli, Komisi Eropa memberlakukan tarif tambahan sementara hingga 37,6 persen terhadap produsen BEV China.

Komisi itu menyatakan bahwa keputusan tersebut didasarkan pada penyelidikan yang menyimpulkan bahwa rantai nilai BEV China mendapatkan keuntungan dari subsidi, yang menimbulkan ancaman kerugian ekonomi bagi produsen Uni Eropa (UE).

Shi menyampaikan bahwa keputusan itu "melanggar hukum", dengan rendahnya keterwakilan sampel dalam penyelidikan sehingga membahayakan objektivitas analisis.

Alih-alih memilih produsen pengekspor dengan volume ekspor terbesar ke UE, Komisi Eropa memilih tiga produsen BEV China yang secara kolektif menyumbang 39 persen dari total volume ekspor China ke UE, dan sebuah sampel UE, yang hanya mewakili 30 persen dalam produksi dan 32 persen dalam penjualan, urai Shi.

Lebih lanjut, Shi mengatakan Komisi Eropa mengabaikan impor BEV bermerek asing dari China ke UE, yang kuantitasnya mencapai sekitar 70 persen BEV China. Dia menambahkan bahwa hal itu melanggar kewajiban "bukti positif" dan "pemeriksaan objektif" dalam perbandingan harga.

"Kami mendesak Komisi Eropa agar secara ketat mematuhi hukum Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan UE serta melakukan penyelidikan ini secara objektif, adil, dan transparan," kata Shi.

Inovasi dorong pertumbuhan, bukan subsidi

Data dari Asosiasi Manufaktur Mobil China (China Association of Automobile Manufacturer/CAAM) menunjukkan bahwa produksi dan penjualan kendaraan energi baru China tumbuh lebih dari 30 persen secara tahunan (year on year/yoy) dalam enam bulan pertama 2024, dan pangsa pasar kendaraan energi baru di China telah mencapai 35,2 persen per akhir Juni.
 
  Foto panorama udara yang diambil dengan menggunakan drone pada 11 Juli 2023 ini memperlihatkan mobil-mobil listrik baru siap untuk ekspor di terminal Pelabuhan Taicang, Provinsi Jiangsu, China. (Xinhua/Ji Haixin)

Menyinggung pertumbuhan industri BEV China yang sangat pesat, Shi mengatakan bahwa keberhasilan industri BEV China berasal dari inovasi teknologi, rantai pasokan yang kuat, dan persaingan penuh.

Wakil Sekretaris Jenderal CAAM Wei Wenqing mengatakan dalam konferensi pers itu bahwa pemerintah China telah menetapkan dua target untuk perusahaan kendaraan penumpang, yakni mengurangi konsumsi bahan bakar pada mobil tradisional dan memajukan pengembangan kendaraan energi baru.

Menurut Wei, insentif kredit dan penalti secara efektif telah memotivasi perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan teknologi mereka.

"Pihak Eropa diharapkan akan menerima fakta bahwa keunggulan kompetitif China dalam kendaraan listrik tidak berasal dari subsidi," kata Juru Bicara Kementerian Perdagangan China He Yongqian pada pekan lalu.

Persaingan yang adil lahirkan kemajuan bersama

Menyusul pengumuman UE tentang pemberlakuan bea masuk sementara terhadap impor BEV China, negara-negara anggota UE dan industri kendaraan menyuarakan kekhawatiran dan kritik mereka terkait keputusan tersebut.

"Dampak negatif dari keputusan ini lebih besar daripada manfaatnya bagi industri otomotif Eropa, dan terutama bagi industri otomotif Jerman," tegas Volkswagen.

Wei mengemukakan bahwa persaingan terbuka dan perdagangan bebas akan mendorong kemajuan industri otomotif lokal, seperti yang dibuktikan oleh sejarah perkembangan otomotif China.

"Merek-merek Eropa, seperti Volkswagen, Mercedes-Benz, BMW, dan Audi, semuanya menempati posisi dominan di pasar mobil impor China, dan perusahaan-perusahaan otomotif China didorong oleh dan muncul dari persaingan yang ketat," kata Wei.

Di masa mendatang, masih ada prospek kerja sama yang luas antara UE dan China di berbagai bidang, seperti teknologi serta penelitian dan pengembangan, papar Shi.

"China dan UE merupakan mitra strategis komprehensif dengan kepentingan bersama yang luas," tutur Shi, seraya mendesak Komisi Eropa agar mempertimbangkan kepentingan UE dan China secara keseluruhan.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024