Kupang (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut potensi erupsi pada Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih tinggi.   

"Saat ini masih ada suplai dari dalam tubuh gunung api, sehingga untuk potensi erupsi dan juga lontaran batu pijar masih berpotensi tinggi," kata Ketua Tim Gunung Api dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Heruningtyas Desi Purnamasari ketika dihubungi dari Kupang, Senin.  

Gunung Lewotobi Laki-laki merupakan gunung api aktif di NTT yang kini berada pada tingkat aktivitas level III atau Siaga.  

Dengan adanya suplai dari dalam tubuh gunung api, kata Heruningtyas, maka erupsi masih terus menerus terjadi.

Hal itu pun tercatat dari laporan Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi Laki-laki. Dari data pukul 00.00 Wita hingga 16.00 Wita hari ini, sudah tercatat ada tujuh kali letusan dengan tinggi kolom abu tidak teramati hingga 800 meter.   

Dengan kejadian erupsi terus menerus, Badan Geologi mencatat ada beberapa desa yang terdampak sebaran abu vulkanik.

Pada sisi barat, terdapat desa atau dusun antara lain Wolorona, Klatanlou, Goliriang, Hokeng, dan Pululera.

Selanjutnya pada sisi barat daya terdapat desa atau dusun antara lain Padang pasir, Boru, Wotupudor, dan Kumaebang.

"Sisi barat laut atau utara terdapat Desa Dulipali," kata Heruningtyas.

Dengan potensi erupsi yang masih tinggi tersebut, Badan Geologi mengingatkan masyarakat dan pengunjung untuk tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius 3 km dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dan Gunung Lewotobi Perempuan.

Rekomendasi serupa juga berlaku pada 4 km arah sektoral Utara-Timur laut dan 5 km pada sektor Timur Laut dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.

Baca juga: Erupsi Gunung Lewotobi hembuskan abu setinggi 600 meter sore ini
Baca juga: BPBD Flores Timur salurkan 6.000 dos air bagi warga terdampak erupsi
Baca juga: Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur erupsi setinggi 1000 meter

 

Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024