"Selama ini petugas Bendung Kali Bekasi berpatokan pintu bendung baru dibuka bila menyentuh titik kritis 150 meter kubik per detik," kata Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi di Bekasi, Selasa.
Padahal, kata dia, saat sampai titik 100 meter kubik per detik pun, debit air Kali Bekasi sudah sangat tinggi hingga akhirnya meluap ke permukiman penduduk.
Kondisi itu terjadi pada banjir yang menyergap kawasan bantaran Kali Bekasi pada Sabtu (22/2) lalu.
Kondisi itu turut diakibatkan sedimentasi sungai karena jarangnya upaya normalisasi yang dilakukan pihak pengelola, yakni Perum Otorita Jasatirta II.
Rahmat mengaku telah meminta petugas Bendung Kali Bekasi menurunkan titik angka siaga banjir dari semula 150 meter kubik per detik menjadi 100 meter kubik per detik.
"Sehingga dalam perjalanan air dari Cikeas-Cileungsi menuju Bekasi yang membutuhkan waktu sekitar enam jam, pintu Bendung Bekasi bisa dibuka tepat waktu," katanya.
Dia meyakini, upaya tersebut dapat meminimalisir dampak banjir di permukiman penduduk sekitar bantaran, di antaranya Pondok Gede Permai, Kemang Ivy, Pondok Mitra Lestari, Kemang Pratama, dan Villa Kartini.
"Mudah-mudahan dengan upaya ini, luapan Kali Bekasi tidak lagi terjadi, sehingga banjir bisa diantisipasi sejak dini," katanya.
(KR-AFR/F003)
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014