Kita harus banyak melakukan sesuatu yang sifatnya mendatangi pengunjung, tidak selamanya kita berharap didatangi pengunjung

Solo (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika RI menyebut museum harus beradaptasi dengan perkembangan zaman agar tidak ditinggalkan oleh pengunjung.

"Kita harus banyak melakukan sesuatu yang sifatnya mendatangi pengunjung, tidak selamanya kita berharap didatangi pengunjung," kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Usman Kansong pada pembukaan pameran museum dengan tema Keberagaman Koleksi Museum Nusantara di Monumen Pers Nasional Solo, Jawa Tengah, Senin.

Terkait hal itu, ia mengapresiasi langkah yang sudah dilakukan oleh Monumen Pers Nasional, yakni aktif mengunjungi sekolah-sekolah untuk mengenalkan monumen kepada para siswa.

"Seperti tadi pengelola Museum Pers datang ke sekolah-sekolah, terus mendatangi pengunjung ke mal. Itu sudah dilakukan oleh museum-museum kita. Tinggal intensitas perlu ditingkatkan," katanya.

Usman menceritakan tahun lalu ia bersama dengan Museum Penerangan di Taman Mini Indonesia Indah sempat mengunjungi museum nasional Singapura.

"Banyak pelajaran yang kami dapatkan. Salah satunya adalah museum harus sering menyelenggarakan event, seperti yang sudah dilakukan Monumen Pers misalnya pertunjukan musik, keroncong, rock," katanya.

Terkait hal itu, dikatakannya, museum perlu melakukan kolaborasi agar bisa mengatasi segala keterbatasan yang ada.

"Misalnya di museum Singapura saat menyelenggarakan pameran travel, mereka kerja sama dengan Singapure Airline, restoran, perbankan," katanya.

Baca juga: Pengunjung Museum Timah Indonesia di Pangkalpinang capai 13.883 orang
Baca juga: Museum Kebaharian kenalkan sosok Ir Djuanda melalui penamaan ruangan

Kepala Monumen Pers Nasional Widodo Hastjaryo mengatakan pameran yang diselenggarakan selama 22-26 Juli tersebut merupakan kegiatan yang digagas oleh Monumen Pers Nasional sebagai kegiatan rutin tahunan yang akan diselenggarakan setiap bulan Juli.

"Ditetapkan di bulan Juli karena bersamaan dengan masuknya anak sekolah. Tujuannya untuk memperkenalkan para siswa sekolah, mulai dari PAUD sampai mahasiswa agar bisa lebih mencintai budaya Indonesia," katanya.

Ia mengatakan dengan menanamkan kebudayaan akan membentuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa berharap acara tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pengenalan lingkungan sekolah.

"Anak-anak dapat mempelajari lingkungan sekolah mereka dengan betul, karena ini bagian dari sejarah nasional, perjuangan Indonesia. Ini akan jadi pembelajaran bagi anak-anak," katanya.

Sementara itu, 16 museum yang mengikuti pameran tersebut, yakni Monumen Pers Nasional, Museum Penerangan, Museum BPK, House of Arie Smit by Neka Art Museum, Museum Bank Mandiri, Museum Bank Indonesia, Rumah Budaya Kratonan, Museum Deli Serdang, Museum Sandi, Museum Radya Pustaka Surakarta, Mustaka Akpol.

Selain itu, juga Museum Sangiran, Museum Geologi, Museum Ranggawarsita, Museum Kretek, dan Museum Biologi UGM.

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024