Ternate (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Baabullah Ternate mengimbau seluruh masyarakat di Maluku Utara (Malut) agar mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan banjir dan tanah longsor dalam sepekan ke depan.

"Selain itu, juga perlu mewaspadai terjadinya dampak turunan dari fenomena hidrometeorologi tersebut, di antaranya banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, berkurangnya jarak pandang, dan angin kencang," kata Kepala Stasiun BMKG Kelas I Sultan Baabullah Ternate Sakimin, di Ternate, Senin.

Dia mengatakan saat ini terpantau adanya pola siklonik di perairan timur laut Papua yang menyebabkan terbentuknya pola daerah pertemuan udara (Konvergensi) dan belokan angin di beberapa wilayah kabupaten/kota di Malut.

"Kondisi cuaca di Maluku Utara pada periode 22-28 Juli 2024 adalah berawan dan hujan ringan, sedangkan hujan intensitas sedang hingga lebat secara fluktuatif terjadi pada pagi, siang, sore, malam, dan dini hari," katanya.

Baca juga: BMKG: Sulawesi-Papua waspada potensi hujan Siklon Tropis Gaemi

Dia menyebutkan pada 22-23 Juli 2024 potensi hujan intensitas sedang-lebat disertai angin kencang diprakirakan terjadi di sebagian besar wilayah Kabupaten Pulau Morotai, Halmahera Utara, Halmahera Tengah, Halmahera Barat, Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan, Kabupaten Halmahera Timur, serta sebagian wilayah Kabupaten Halmahera Selatan (Gane, Obi, Bacan) dan Pulau Taliabu (Taliabu Barat, Utara).

Pada 24-25 Juli 2024 potensi hujan intensitas ringan-sedang disertai petir dan angin kencang diprakirakan terjadi di sebagian besar wilayah Kabupaten Pulau Morotai, Halmahera Selatan, Halmahera Tengah, serta sebagian kecil wilayah Kabupaten Halmahera Barat (Ibu, Jailolo), Halmahera Utara (Galela, Tobelo), Kota Tidore Kepulauan (Oba, Sofifi), Kabupaten Halmahera Timur (Maba, Buli, Wasile Timur), dan Pulau Taliabu.

Baca juga: BMKG: Mayoritas daerah berawan dan dilanda hujan deras disertai petir

Pada 26-28 Juli 2024 potensi hujan intensitas ringan dan angin kencang diprakirakan terjadi di sebagian kecil wilayah Kabupaten Pulau Morotai, Halmahera Timur (Maba, Wasile), Halmahera Tengah (Weda, Patani,Gebe), Halmahera Barat (Ibu, Jailolo), dan Halmahera Selatan (Gane, Obi).

Oleh karena itu, Sakimin mengimbau pemerintah untuk memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan jumlah curah hujan serta mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar-pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometeorologi.

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk mengenali potensi bencana di lingkungan masing-masing dan mulai memahami cara mengurangi risiko bencana tersebut misalnya dengan tidak membuang sampah sembarangan, bergotong royong menjaga kebersihan, dan menata lingkungan sekitarnya.

Baca juga: BMKG memprakirakan Jakarta cerah pagi ini

Menyikapi hal tersebut diharapkan para pemangku kepentingan dan seluruh komponen masyarakat dapat meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi di wilayah Malut dan selalu mengikuti informasi resmi dari Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Baabullah Ternate.

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024