Moskow (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan pada Minggu (21/7) bahwa Jerman akan terlalu "naif" jika menolak penempatan rudal jarak jauh Amerika Serikat (AS) di negara tersebut.

"Kita harus melindungi diri kita sendiri dan mitra Baltik kita, termasuk penguatan penangkalan dan senjata penangkal tambahan," kata Baerbock kepada harian WAZ.

Baerbock menambahkan bahwa apa pun selain langkah itu "tidak hanya akan menjadi tidak bertanggung jawab, tetapi juga naif."

Baerbock mengatakan bahwa dia yakin Rusia terus memperluas kekuatan persenjataannya.

Pekan lalu, Pentagon menyatakan bahwa mulai tahun 2026, AS akan memulai penempatan secara tidak menentu sistem persenjataan jarak jauh di Jerman sebagai bagian dari perencanaan untuk penempatan permanen senjata-senjata tersebut di masa depan.

Persenjataan itu termasuk SM-6, Tomahawk, dan rudal hipersonik yang sedang dikembangkan.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengatakan bahwa Rusia akan memilih dari berbagai opsi saat menilai tanggapannya, termasuk penempatan sistem bersenjata nuklir.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam sebuah wawancara dengan jurnalis AS Tucker Carlson pada Februari lalu bahwa Moskow tidak berniat menyerang negara anggota NATO yang mana pun.

Putin menambahkan bahwa negara-negara Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) berusaha menakut-nakuti rakyat mereka sendiri dengan ancaman imajiner dari Rusia.

Sumber: Sputnik-OANA

Baca juga: Lokasi penempatan senjata AS di Jerman belum diputuskan
Baca juga: AS tempatkan rudal, warga Jerman cemas risiko perang dengan Rusia


Penerjemah: Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024