Potensi pelemahan rupiah hari ini ke arah Rp16.220 per dolar AS, dengan potensi support di sekitar Rp16.150 per dolar AS
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin masih berkonsolidasi seiring keputusan bank sentral China memangkas suku bunga pinjaman.

Pada awal perdagangan Senin pagi, rupiah dibuka turun 44 poin atau 0,27 persen menjadi Rp16.235 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.191 per dolar AS.

"Melihat pergerakan rupiah versus dolar AS yang masih konsolidasi, rupiah kelihatannya masih akan sulit menguat terhadap dolar AS pekan ini kecuali data inflasi AS yang akan dirilis pekan ini menunjukkan penurunan," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.

Ariston menuturkan keputusan bank sentral China untuk memangkas suku bunga pinjamannya sebesar 10 basis poin, bisa memberikan sentimen positif untuk aset berisiko termasuk rupiah hari ini.

China berusaha mendorong kembali pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan belanja masyarakatnya dengan memangkas biaya kredit. Hal itu bisa berimbas positif ke perekonomian negara-negara di kawasan.

Di sisi lain, berita pengunduran diri Joe Biden dari pencalonan Presiden Amerika Serikat (AS) bisa mendorong penguatan dolar AS lagi, karena peluang kemenangan Trump makin besar. Kebijakan Trump yang pro AS akan mendorong penguatan dolar AS ke depannya.

Ariston mengatakan potensi pelemahan rupiah hari ini ke arah Rp16.220 per dolar AS, dengan potensi support di sekitar Rp16.150 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah Senin pagi turun 44 poin jadi Rp16.235 per dolar AS
Baca juga: Rupiah turun dipengaruhi ketidakpastian mengenai pemilu AS
Baca juga: Rupiah Jumat pagi melemah 59 poin menjadi Rp16.214 per dolar AS

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024