Pada 2019, Hainan melakukan uji coba penanaman bibit durian dalam skala besar, dan pada 2023
Haikou (ANTARA) - China meningkatkan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta kerja sama internasional di bidang industri durian dengan membentuk aliansi antara Akademi Ilmu Pertanian Hainan (Hainan Academy of Agricultural Sciences/HNAAS) dan asosiasi-asosiasi utama industri durian di negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada Sabtu (20/7).

Aliansi Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Durian China-ASEAN bertujuan untuk membangun platform inovasi iptek yang terbuka, inklusif, dan saling menguntungkan, serta meningkatkan kerja sama antara China dan ASEAN dalam teknologi penanaman durian, teknologi peningkatan varietas, teknologi pemrosesan mendalam, serta inovasi rantai industri.

Liu Zuokai, anggota senior di HNAAS, mengatakan aliansi ini akan membantu China dan negara-negara anggota ASEAN untuk memanfaatkan keunggulan industri regional mereka serta memainkan peran aktif dalam penelitian dan inovasi kolaboratif, produksi dan pemrosesan, pelatihan personel, serta promosi pasar konsumen.

Aliansi ini dibentuk dalam Seminar Industri Durian China-ASEAN 2024, yang digelar pada 19 hingga 21 Juli di Sanya, Provinsi Hainan, China selatan.

Pada 2019, Hainan melakukan uji coba penanaman bibit durian dalam skala besar, dan pada 2023, Sanya mencatatkan output durian yang mencapai sekitar 50 ton, menandai gelombang pertama durian yang ditanam secara domestik dan dipanen dalam skala besar.

Tahun ini, area penanaman durian di Hainan telah berkembang hingga hampir 40.000 mu (sekitar 2.667 hektare) dengan hasil panen diperkirakan mencapai 250 ton. 

Pewarta: Xinhua
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024