BMKG mengimbau pihak-pihak terkait, seperti pemerintah daerah dan dinas terkait, untuk meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan, serta memantau secara berkala titik-titik panas yang terdeteksi.
Pontianak (ANTARA) - Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Supadio Pontianak mendeteksi 165 titik panas di beberapa daerah yang ada di Kalimantan Barat.

"Pemantauan ini dilakukan menggunakan sensor Visible Infrared Imaging Radiometer Suite (VIIRS) dan Moderate-resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS), yang memungkinkan deteksi titik panas secara akurat di seluruh provinsi," kata Petugas BMKG Supadio Pontianak, Reni di Sungai Raya, Minggu.

Dia menjelaskan berdasarkan data terbaru dari BMKG Supadio, titik panas terbanyak ditemukan di Kabupaten Sanggau dengan 64 titik. Kabupaten Bengkayang mengikuti dengan 31 titik, sedangkan Landak tercatat memiliki 14 titik.

Titik panas juga terpantau di Ketapang sebanyak 13 titik, Kapuas Hulu (9, dan Melawi (8). Kubu Raya dan Sekadau masing-masing memiliki 7 titik, Sintang (5), Sambas (4), dan Mempawah (3).

Namun, dari informasi cuaca menunjukkan bahwa selama 24 jam terakhir, tanggal 20-21 Juni 2024 pukul 07:00 WIB, Kalbar mengalami kondisi berawan.

"Diperkirakan akan terjadi hujan dengan intensitas sedang di beberapa daerah seperti Kabupaten Sanggau, Sekadau, Landak, Melawi, Sintang, dan Kapuas Hulu. Hujan ini diharapkan dapat membantu meredakan kondisi kebakaran yang mungkin timbul akibat titik panas," tuturnya.

Baca juga: BPBD pantau 12 titik panas di Kapuas Hulu Kalbar
Baca juga: BMKG: Waspada potensi karhutla Kotawaringin timur meningkat


Dalam hal perkiraan angin, BMKG melaporkan bahwa pada ketinggian 3.000 kaki, angin umumnya bertiup dari arah Tenggara hingga Selatan dengan kecepatan mencapai 25 knot. Kecepatan angin ini dapat mempengaruhi penyebaran asap dan polutan dari kebakaran, serta mempengaruhi kondisi cuaca lokal.

BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan, terutama di wilayah yang terpantau memiliki titik panas. Kondisi cuaca yang berawan dan hujan diharapkan dapat menurunkan risiko kebakaran, namun masyarakat diimbau untuk tidak lengah dan tetap memantau informasi terbaru mengenai cuaca dan titik panas.

Selain itu, BMKG Supadio juga mengimbau pihak-pihak terkait, seperti pemerintah daerah dan dinas terkait, untuk meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan, serta memantau secara berkala titik-titik panas yang terdeteksi.

"Kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan pihak terkait sangat penting untuk menjaga lingkungan dan mencegah bencana yang lebih besar," kata Reni.

 

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024