Kami menerima dua mayat prajurit paramiliter dan 10 orang yang terluka telah dibawa ke rumah sakit."
Peshawar, Pakistan (ANTARA News) - Ledakan yang diduga serangan bom bunuh diri di luar konsulat Iran di kota Peshawar, Pakistan, menewaskan dua prajurit paramiliter dan mencederai 10 lainnya, Senin, kata sejumlah pejabat.

Pemboman tersebut terjadi di daerah papan atas University Town di kota Pakistan baratlaut itu, dimana banyak organisasi non-pemerintah juga berkantor, lapor AFP.


"Kami menerima dua mayat prajurit paramiliter dan 10 orang yang terluka telah dibawa ke rumah sakit," kata Farhad Khan, seorang juru bicara Khyber Teaching Hospital tempat korban dibawa.

Seorang polisi senior, Mohammad Ejaz Ahmed, mengatakan, tampaknya ledakan itu adalah serangan bom bunuh diri.

Ia menyatakan, pasukan paramiliter di daerah itu melepaskan tembakan ke udara dalam keadaan panik setelah pemboman tersebut.

Belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, namun Taliban Pakistan biasanya dituduh sebagai pelakunya.

Kementerian Luar Negeri Iran mengutuk pemboman itu dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi pemerintah.

Juru bicara kementerian itu Marzieh Afkham menyerukan "kerja sama erat" dalam memerangi "perluasan aksi teror dan ekstrimisme, khususnya (serangan) terhadap misi-misi diplomatik".

Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.200 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.

Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni memperdalam hubungan dengan militan Al Qaida dan Taliban setelah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan AS untuk menumpas militansi setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS.

Pakistan juga mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al Qaida di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.

Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.

Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan puluhan serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al Qaida Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011.


Penerjemah: Memet Suratmadi

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014