Kediri (ANTARA News) - "Miss Indonesia Favorit 2014" Diana Joyo Rachmatien memuji ketegaran warga korban erupsi Gunung Kelud dan berharap mereka segera bangkit dari keterpurukan akibat musibah ini.

"Mereka sangat semangat, antusias, dan tegar. Saya belajar banyak, mereka contoh yang luar biasa," katanya di sela-sela penyaluran bantuan di Desa/Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Senin.

Ia mengatakan warga korban erupsi Gunung Kelud itu tentunya menyimpan kesedihan, namun mereka tidak menunjukkan pada orang lain. Mereka tetap tersenyum dan suka cita menemui siapapun yang datang ke daerah mereka.

Oleh karena itu, ia mengaku terinspirasi dengan sikap arif para warga tersebut. Mereka tidak berpangku tangan dan saling membantu warga yang mengalami kesulitan.

Miss Indonesia Favorit 2014 yang biasa dipanggil Diana Joe ini mengaku baru mengetahui tentang kabar duka yang melanda warga akibat erupsi Gunung Kelud tersebut.

Selama menjalani karantina, ia dengan rekan-rekan lainnya tidak begitu banyak menonton televisi dan hanya membaca media cetak.

Ia mengaku trenyuh dengan musibah itu dan berjanji segera membantu para korban dengan mengeluarkan tabungannya sendiri.

"Kebetulan saya dinobatkan menjadi miss favorit yang artinya ini pilihan rakyat. Saya sumbangkan semua hadiah ditambah dengan tabungan," katanya.

Selain menyumbangkan hadiah yang ia terima, juga mengajak para donatur lainnya, terutama para pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta yang juga berasal dari satu daerah dengannya Kalimantan Barat, saudaranya, serta sejumlah donatur lainnya.

Hasilnya, terkumpul sejumlah uang yang nominalnya cukup besar dan dibelikan berbagai kebutuhan untuk warga korban erupsi seperti bahan pokok, selimut, masker, serta keperluan lainnya.

Bantuan itu diberikan pada warga di Desa/Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri. Desa itu merupakan salah satu daerah yang mengalami dampak cukup berat akibat erupsi tersebut.

Mayoritas bangunan rumah warga di daerah ini rusa,k baik berat, sedang, ataupun ringan. Selain rumah, fasilitas umum lain, seperti gereja, masjid, ataupun sekolah juga banyak yang rusak.

Sumarjan, salah seorang ketua RT di desa itu, mengatakan ada sekitar 300 kepala keluarga (KK) di daerah ini. Nantinya, bantuan itu akan diberikan merata pada warga.

"Nanti akan dikoordinasikan RT masing-masing agar bantuan mereta," katanya.

Sejumlah warga, terutama laki-laki sudah antre hendak membantu untuk menurunkan bantuan yang diberikan tersebut.

Seluruh barang itu diturunkan di rumah salah seorang warga dan nantinya akan dibagi sesuai dengan jumlah penduduk yang ada.

Gunung Kelud mengalami erupsi, setelah sebelumnya terjadi gempa tremor sampai enam jam. Gunung itu dinyatakan erupsi pada pukul 22.56 WIB, setelah statusnya naik dari semula Siaga menjadi Awas.

Perubahan status Gunung Kelud relatif sangat cepat, dari sebelumnya Aktif Normal berubah menjadi Waspada pada Minggu (2/2), dan berubah lagi menjadi Siaga pada Senin (10/2) pukul 16.00 WIB, lalu Kamis (13/2) pukul 21.15 WIB berubah menjadi Awas.

Gunung itu pernah meletus sampai 25 kali dalam rentang tahun 1000 sampai tahun 2007, dengan puluhan ribu korban jiwa, maupun materiil.

Gunung tersebut meletus terakhir pada 2007, tapi secara "efusif" atau tertahan. Akibat erupsi pada Kamis (13/2) malam, ribuan bangunan dan rumah mengalami kerusakan. Begitu juga dengan lahan pertanian gagal panen, serta berbagai kerugian lainnya.

(KR-FQH/E011)

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014