Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Barat memperketat pengawasan serta penjagaan di lokasi-lokasi yang rawan tawuran antarpelajar maupun antarwarga di wilayah tersebut.

Hal itu disampaikan Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto di Jakarta pada Sabtu terkait adanya tawuran yang menyebabkan seorang pelajar SMA tewas di Kedoya Utara.

"Kami bersama Forum Komunikasi Pimpinan Kota (Forkopimko) Jakarta Barat akan lebih memperketat pengawasan bagi warga  masyarakat yang disinyalir akan melakukan tawuran," katanya.

Pengawasan itu dilakukan dengan penjagaan di lokasi-lokasi yang rawan tawuran dengan melibatkan aparat dari Pemerintah Kota (Pemkot) ​​​​​​Jakarta Barat, TNI dan Polri.

"Selanjutnya kami juga minta kepada seluruh warga masyarakat untuk bersama-sama menjaga wilayah agar tidak terjadi tawuran, baik tawuran antaranak sekolah maupun antarwarga atau kampung," kata Uus.

Baca juga: Pendidikan Jakbar tindaklanjuti siswa SMA yang tewas tertabrak kereta

Uus akan menindak tegas pelajar sekolah di wilayah tersebut yang terlibat tawuran. "Nanti saya minta Kasudindik (Kepala Suku Dinas Pendidikan) cek, kalau terbukti, saya minta Kasudin tindak tegas," katanya.

Adapun penindakan tegas itu berupa pencabutan Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus pelajar yang bersangkutan. "Pasti kalau itu (pencabutan KJP Plus)," kata Uus.

Kasudin Pendidikan Jakarta Barat (Jakbar) 
Diding Wahyudin menyebutkan bahwa pihaknya akan menerapkan aturan bagi para pelajar yang terlibat tawuran.

Khusus bagi para pelajar yang terlibat tawuran yang menyebabkan siswa SMA tewas pada Kamis (18/7), pihaknya masih mencari informasi mengenai asal sekolah pelajar
tersebut.

"Ya sesuai dengan aturan tentunya. Jadi kita akan jalankan Standar Operasional Prosedur (SOP), sesuai prosedurnya," kata Diding.

Baca juga: Polres Jakbar tahan 11 remaja dari dua kasus tawuran dalam sepekan

Adapun peraturan yang dimaksud adalah Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 110 Tahun 2021 tentang Bantuan Sosial Biaya Pendidikan.

"Kalau aturannya sudah jelas itu seperti apa (pencabutan KJP Plus), jadi kita ikuti aturnya saja. Ya makanya kita cek dulu ya, apakah mungkin seperti apa, makanya kita cek dulu," kata Diding.

Seorang siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) tewas tertabrak kereta di Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, setelah sebelumnya terlibat tawuran di kawasan itu pada Kamis (18/7) malam.

"Iya (korban terlibat tawuran). Si korban, tawuran dari arah seberang (Kebon Jeruk). Saat itu ada kereta, saya bilang mundur! Teman-temannya (yang belum tawuran) dari arah Polres Jakbar, langsung mundur," kata Penjaga Jalan Lintasan (PJL) Kereta Api Amarullah Hadi menjawab pers di lokasi kejadian.

Meskipun sudah ditegur, kata Amarullah, tawuran di palang kereta ternyata tidak terhindarkan sehingga kemudian korban tertabrak kereta hingga tewas.

"Di palang kereta tawuran. Mereka saling serang, saat kereta dari arah Tangerang mendekat, ada dua orang hampir ketabrak, yang satu menghindar, si korban tak bisa menghindar. Kereta lagi kencang saat itu," kata Amarullah.

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024