Jakarta (ANTARA) - Perusahaan software-as-a-service (SaaS) Mekari mengungkapkan pentingnya sistem teknologi aplikasi penggajian karyawan untuk transparansi dan akurasi penghitungan gaji karyawan serta distribusinya.

Kepala Bisnis Mekari Talenta, solusi bidang sumber daya manusia (SDM) dari Mekari, Stevens Jethefer dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu, mengatakan bahwa sensitivitas karyawan terhadap penghitungan potongan dan tambahan gaji menjadi pengingat bagi perusahaan untuk selalu transparan dan akurat dalam memproses dan membayar gaji karyawan. Keberadaan komponen yang mempengaruhi besaran gaji menegaskan pentingnya bagi perusahaan untuk mempunyai sistem dan proses yang transparan serta akurat untuk penghitungan remunerasi.

"Perusahaan dapat dengan mudah menjalankan proses dan sistem penggajian yang transparan dan akurat dengan menggunakan solusi HR yang menawarkan berbagai keunggulan," kata Stevens.

Selain itu, solusi SDM menunjang transparansi antara perusahaan dan karyawan dengan memudahkan pengiriman slip gaji yang dilengkapi rincian penghitungan komponen gaji, termasuk potongan pajak dan tambahan uang lembur.

Baca juga: Mengenal Mekari Expense, teknologi kelola reimbursement secara efisien

Data pemerintah menunjukkan bahwa inflasi pada Juni 2024 mengalami penurunan. Beberapa pakar ekonomi mengemukakan bahwa penurunan inflasi kemungkinan dipengaruhi oleh penurunan daya beli konsumen di Indonesia.

Bagi karyawan, inflasi mempengaruhi pendapatan yang kemudian akan mendikte daya beli mereka. Oleh karena itu, karyawan sangat memperhatikan bukan saja gaji kotor yang mereka terima, namun, aneka potongan dan tambahan yang berdampak pada penghitungan gaji bersih, atau take home pay.

Berikut penjelasan potongan dan tambahan ke gaji karyawan:

Potongan reguler

Data Mekari menunjukkan bahwa rata-rata gaji kotor karyawan berada di Rp7 juta yang kemudian dikenakan berbagai potongan dan tambahan. Data menunjukkan bahwa gaji kotor umumnya terkena dua-empat macam potongan yang berkaitan dengan pajak dan asuransi, baik dari pemerintah dan swasta.

“Setiap potongan dan tambahan akan mempengaruhi gaji bersih, yaitu gaji yang dibawa pulang pada akhir bulan. Gaji bersih sangat penting bagi karyawan karena hal tersebut menentukan pemasukan pribadi yang mereka kantongi untuk membiayai hidup,” kata Stevens.

Di luar pajak dan iuran wajib dari pemerintah seperti BPJS, JHT, dan PPH, gaji karyawan juga terkena potongan yang berkenaan dengan biaya asuransi swasta, iuran koperasi karyawan, serta tabungan atau simpanan karyawan yang difasilitasi perusahaan.

Baca juga: Remote kenalkan platform SDM global untuk dunia usaha Indonesia

Tambahan umum

Data platform itu juga menunjukkan bahwa terdapat sejumlah tambahan ke dalam gaji kotor, di mana empat yang paling umum adalah uang makan, transportasi, dan lembur, selain dana dari fasilitas kredit perusahaan.

"Penambahan tersebut dapat menyeimbangkan potongan terhadap gaji kotor sehingga karyawan bisa membawa pulang gaji bersih yang mencukupi,” kata Stevens.

Potongan per industri

Setiap industri memiliki struktur penghitungan gaji yang lazim digunakan perusahaan di industri tersebut. Berdasarkan pengamatan Mekari, lima industri dengan potongan terbesar untuk gaji adalah startup dan software, layanan keuangan, informasi teknologi, otomotif, serta real estate.

“Jika diperhatikan, ke lima industri ini memiliki standar gaji dasar yang cukup tinggi, dan potongan akan bergerak lurus sesuai gaji pokok,” kata Stevens.

Baca juga: Formula baru untuk kemudahan menghitung pajak penghasilan

Baca juga: Data wagely menunjukkan pekerja perempuan makin "melek" finansial

Baca juga: Ayo Kasbon merilis aplikasi permudah karyawan ambil gaji lebih awal

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024