Jakarta (ANTARA) - Kapasitas retrosesi di pasar global pada 2024 dan 2025 diyakini akan kembali ke kondisi sebelum pandemi Covid-19 usai mengalami hardening market dalam beberapa tahun terakhir.

Hal itu diungkapkan oleh Treaty Group Head PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) Magda Fadly dalam Sharing Session bertajuk Empowering Growth Through Partnership and Collaboration pada 18–21 Juli 2024 di Da Nang, Vietnam.

Magda menjelaskan, hardening market yang berlangsung sejak 2019, hingga saat ini belum berakhir. Situasi ini menyebabkan kapasitas retrosesi susah dicari dan harga premi retrosesi meningkat.

“Sampai sekarang belum berakhir. Pada 2022–2023 beruntung kalau dapat kapasitas 100% karena pada tahun tersebut harga kapasitas sangat terbatas,” jelasnya.

Magda mengatakan hardening market dipengaruhi oleh bencana katastropik berskala global atau global-scale catastrophic. Peristiwa bencana katastropik ini berdampak pada penetapan harga atau pricing premi retrosesi di Indonesia.

“Hal ini merupakan domino effect karena harga market yang mahal. Pada tahun 2023–2024 kapitalnya membaik, tetapi sudah terjadi beberapa catastrophe global di kuartal I/2024, gempa di Jepang salah satunya,” jelasnya.

Property & Engineering Group Head Tugure, Aries Karyadi juga menambahkan, pasar retrosesi saat ini cenderung selektif dengan menimbang kenaikan retensi dan perbaikan ultimate net loss.

“Apa yang akan terjadi di 2024/2025? Global Capital diprediksi akan kembali normal seperti sebelum Covid-19,” ujar Aries.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2024