Belum tahu kalau ada soal UN ada yang standar PISA. Regulasinya juga belum ada. Kalau ada, biasanya diatur dalam prosedur operasional standar (POS) UN,"

Semarang (ANTARA News) - Sejumlah sekolah di Kota Semarang mengaku tidak tahu jika ada soal Ujian Nasional (UN) 2014 yang berstandar internasional, yakni Programme for International Student Assessment (PISA).

"Belum tahu kalau ada soal UN ada yang standar PISA. Regulasinya juga belum ada. Kalau ada, biasanya diatur dalam prosedur operasional standar (POS) UN," kata Kepala SMA Negeri 2 Semarang Waino di Semarang, Senin.

Ia mengakui soal UN berstandar PISA itu memang menjadi wacana seiring dijadikannya hasil nilai UN sebagai "tiket masuk" perguruan tinggi negeri (PTN), tetapi sampai sejauh ini belum dijadikan sebagai keputusan.

Pada pelaksanaan "tryout" dan latihan-latihan soal, kata dia, sekolah menggunakan soal-soal mengacu standar kompetensi lulusan (SKL) yang sudah ditetapkan, belum disesuaikan dengan standar internasional, seperti PISA.

Meski demikian, ia mengaku tidak khawatir karena selama ini SMA Negeri 2 Semarang sudah membiasakan siswa mengerjakan soal-soal dengan kesulitan cukup tinggi sebagai persiapan untuk menghadapi pelaksanaan UN.

"Ya bagaimana lagi? Belum diatur dalam peraturan menteri. Kami tetap memakai acuan SKL untuk latihan-latihan soal. Sebisa mungkin kesulitannya (soal) disesuaikan dengan yang diinginkan perguruan tinggi," kata Waino.

Senada dengan itu, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kota Semarang Bambang Nianto Mulyo mengaku tidak tahu jika ada soal UN pada tahun ini yang menggunakan standar internasional, seperti PISA.

"Kami malah belum tahu (UN berstandar PISA, red.). Kemarin saat tryout pertama hanya menggunakan kisi-kisi nasional yang dibuat tim guru Kota Semarang. Materi soalnya pun belum masuk standar PISA," katanya.

Soal-soal yang diujikan pada "tryout" UN selama ini, kata Kepala SMA Negeri 3 Semarang itu, dibuat oleh tim Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Kota Semarang mengacu kisi-kisi dan SKL yang sudah ditetapkan.

Meski demikian, ia memastikan kalau materi soal "tryout" itu sudah dinaikkan tingkat kesulitannya lebih dari 15 persen dibanding tahun lalu, sebab tingkat kesulitan soal UN semakin tahun juga kian meningkat.

"Harapan kami, tentu siswa akan terbiasa menghadapi soal-soal dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Jika memang yang diberikan (soal UN, red.) berstandar PISA, secepatnya harus ada sosialisasi," katanya.

Sebelumnya, Staf Khusus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Komunikasi dan Media SUkemi menyatakan sekitar 15 persen soal UN "disumbang" kalangan PT dan berstandar internasional, seperti PISA.

"Kontribusi kalangan PT dalam penyusunan soal UN itu karena hasil UN bisa jadi tiket masuk PT. Selain itu, komposisi 15 persen itu diambilkan dari soal yang diujikan di tingkat internasional, seperti PISA," katanya.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014