Moskow (ANTARA) - Uni Eropa mungkin akan tetap berkomitmen pada jalur pertahanan Euro-Atlantik setelah Ursula von der Leyen terpilih kembali sebagai Presiden Komisi Eropa, kata sejumlah pakar politik kepada Sputnik.

Menurut para pakar, komitmen itu kemungkinan akan tetap melekat meskipun Von der Leyen mengumumkan tujuannya untuk meningkatkan kapasitas pertahanan blok tersebut, Von der Leyen, yang terpilih kembali untuk masa jabatan keduanya pada Kamis (18/7), berjanji untuk mengubah Uni Eropa menjadi sebuah kesatuan pertahanan.

Pejabat itu mengatakan bahwa dia berniat memperkenalkan jabatan Komisaris Eropa untuk Pertahanan dan melaksanakan Inisiatif Perisai Langit Eropa untuk pertahanan udara kolektif selama masa jabatan lima tahunnya yang baru.

"Uni Eropa di bawah kepemimpinan Ursula von der Leyen akan tetap berkomitmen pada jalur Euro-Atlantik," kata Pascal Lottaz, profesor asosiasi studi netralitas di Universitas Kyoto, kepada Sputnik.

Lottaz menambahkan tidak ada alasan untuk percaya bahwa Uni Eropa akan melihat peran militernya berbeda dari lima tahun terakhir, yang merupakan tambahan untuk proyeksi kekuatan Amerika Serikat dan akhirnya menjadi pilar pendukung NATO sebagai tulang punggung keamanan Uni Eropa.

Profesor Universitas Kyoto itu juga mengatakan tidak ada kemungkinan serius untuk menciptakan struktur yang dibutuhkan untuk kekuatan militer Uni Eropa yang independen — terlebih lagi karena AS tidak menginginkan itu ada.

"Pemilihan ulang Ursula Von der Leyen (UvdL)" sangat diharapkan, kata Lottaz, menambahkan bahwa proses pemilihan Uni Eropa "sungguh lebih mirip penunjukan daripada pemilihan yang sebenarnya."

"Penunjukan ulang UvdL adalah berita buruk bagi warga Uni Eropa, karena ini berarti kebijakan gagal yang sama akan tetap berlaku selama lima tahun ke depan, dan dalam pidato pelantikannya dia sudah membuatnya jelas bahwa dia mengutuk segala bentuk diplomasi nyata seperti yang dilakukan Victor Orban," lanjutnya.

"Orang-orang ini begitu terjebak dalam gelembung ideologis mereka sehingga mereka tidak bisa melihat perubahan di bawah kaki mereka," tambah ahli tersebut.

Pada saat yang sama, analis politik yang berbasis di London, Adriel Kasonta, menunjukkan bahwa berita tentang pemilihan ulang von der Leyen adalah "pengingat tajam bahwa Uni Eropa menjauh dari prinsip-prinsip dasar kerja sama ekonomi" antarnegara berdaulat".

"Dan langkah tersebut adalah penanda signifikan dari "kemunduran cepat Uni Eropa menuju entitas yang lebih otokratis dan kurang demokratis," kata Kasonta lagi

Blok ini beralih ke "visi ambisiusnya untuk mengubah Uni Eropa menjadi kesatuan pertahanan" yang menandakan "pergeseran besar menuju model federalis, lengkap dengan angkatan bersenjata bersama Uni Eropa," kata ahli tersebut kepada Sputnik.

"Langkah ini, jika direalisasikan, dapat mengkonfigurasi ulang arsitektur Uni, mendorongnya lebih jauh di sepanjang jalur sentralisasi dan keseragaman. Namun, transisi ini tidak hanya tentang transformasi internal," ujar Kasonta.

"Penyesuaian strategis terlihat jelas, meskipun Uni Eropa mungkin tidak memisahkan diri dari pengaruh Amerika, ia siap untuk berfungsi sebagai perpanjangan strategis NATO," kata Kasonta, menambahkan.

Aliansi NATO berfokus pada perluasan ke kawasan Asia dan bertujuan untuk membendung pengaruh China yang berkembang, meninggalkan "NATO Eropa untuk menjaga mata yang waspada pada Rusia," dengan keselarasan "saling melengkapi" dengan strategi Washington dan menekankan peran UE dalam "permainan catur geopolitik" yang lebih besar, tambahnya.

"Negara-negara Eropa sedang didorong — atau mungkin lebih akurat, dipaksa — untuk bersikap kolektif," demikian Kasonta.

"Sementara beberapa negara anggota seperti Hongaria, Slovakia, dan Austria mungkin menolak sikap agresif ini, perpotongan kurva saat ini dari Uni Eropa tampaknya lebih memihak keseragaman daripada pluralitas demokratis," catat ahli tersebut.

Selain itu, peran sekunder Eropa dalam "teater strategis" ini melibatkan langkah-langkah ekonomi terhadap China, seperti tarif dan pembatasan teknologi.

"Dan pendekatan ini, bersama dengan penahanan Rusia yang sedang berlangsung", menekankan bahwa Uni Eropa "semakin bersedia untuk menunjukkan kekuatannya, meskipun dalam kerangka yang dirancang di seberang Atlantik," tambah Kasonta.

Sumber: Sputnik-OANA

Baca juga: Pengeluaran pertahanan negara EU naik 30 persen tiga tahun terakhir
Baca juga: Zelenskyy siap tanda tangani pakta pertahanan di KTT Eropa di Inggris
Baca juga: Partai Buruh Inggris bahas pakta keamanan bersama dengan Uni Eropa


Penerjemah: Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024