Depok (ANTARA) - Universitas Indonesia (UI) tengah melakukan sosialisasi baik di internal maupun eksternal untuk mencari sosok calon rektor periode 2024-2029.

"Pada tahap awal, Panitia Penjaringan dan Penyaringan Calon Rektor (P3CR) bekerja melakukan sosialisasi pemilihan rektor ke fakultas-fakultas di lingkungan UI dan kepada publik eksternal," kata Kepala Biro Humas dan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) UI Amelita Lusia di Depok, Sabtu.

Mereka sudah memulainya sejak Jumat (12 Juli 2024) di bawah koordinasi Ketua P3CR Prof. Dr. Ir. Sigit Pranowo Hadiwardoyo, DEA., bersama tim P3CR yang terdiri dari enam dosen, dua tenaga kependidikan (tendik), dua alumni/masyarakat, dan dua mahasiswa UI.

Sosialisasi ini dilakukan dari fakultas ke fakultas di lingkungan Kampus Depok.

Selain itu, kampanye sosialisasi dilakukan lewat berbagai cara, seperti podcast di youtube UI https://youtu.be/CfjMNWc4Ikw?si=tqs7UI80MbChB1Kv, siaran pers, dan website.

Sosialisasi ini bukan hanya ditujukan bagi internal atau “orang dalam” (ordal) UI, namun tim P3CR juga meluaskan informasi tentang peluang bagi bakal calon rektor untuk mendaftarkan diri.

"Sejauh Anda memiliki kualifikasi yang sudah kami umumkan, bisa mendaftarkan diri," ujar Amelita.

P3CR akan menyaring semua nama yang sudah masuk kepada UI, menjadi 20 calon yang kemudian diserahkan kepada Panitia Khusus Pemilihan Rektor (Pansus Pilrek) UI yang diketuai Prof. Dr. Bambang Wibawarta, S.S., M.A.

Tim Pansus ini terdiri dari Sekretaris, Tikka Anggraeni, S.Sos., M.Si., yang juga mewakili dari unsur tendik; dua orang yang mewakili unsur dosen, yaitu Prof. Dr. Praswasti PDK Wulan, M.T., dan Dr. Enie Novieastari, S.Kp., M.S.N.; dua orang yang berasal dari unsur masyarakat, Ir. Irfan Setiaputra dan Dr. Dany Amrul Ichdan; dan satu orang dari unsur mahasiswa, yaitu Muhammad Zahid Abdullah. Kemudian, dari 20 calon tersebut, pada tahapan selanjutnya nanti akan mengerucut menjadi 7 nama, lalu 3 nama, sebelum terpilih 1 nama sebagai rektor.

Panitia khusus pemilihan rektor merupakan tim khusus yang dibentuk oleh Majelis Wali Amanat (MWA) UI. MWA merupakan organ tertinggi di Universitas Indonesia (UI) yang menjalankan fungsi normatif di bidang non-akademik mewakili pemerintah, masyarakat dan UI untuk menentukan kebijakan umum, mengawasi dan mengevaluasi pengelolaan UI.

Ketua P3CR UI, Prof. Dr. Ir. Sigit Pranowo Hadiwardoyo, DEA., mengatakan bahwa terbuka peluang bagi mitra-mitra strategis UI maupun mereka yang berasal dari industri, mengabdi di dunia pendidikan dalam memajukan bangsa lewat pencalonan diri sebagai rektor UI.

“UI akan menghadapi tantangan ke depannya. Sebagai universitas yang menyandang nama negara, UI membutuhkan Bapak/Ibu yang memenuhi persyaratan sebagai calon rektor UI. Tidak hanya dari warga UI, tapi juga dari luar UI. Diharapkan, UI ke depan akan menjadi universitas yang dibanggakan oleh bangsa Indonesia,” ujar mantan direktur program pendidikan vokasi UI ini.

Salah satu persyaratan yang harus dilengkapi calon rektor UI adalah menyertakan bukti kesehatan jasmani dan rohani.

Untuk medical check-up ini, bakal calon rektor dapat mengunjungi rumah sakit yang bekerja sama dengan P3CR UI, yakni RSUI di Depok dan tiga rumah sakit lainnya di Jakarta, yaitu RSCM Kencana, RS Fatmawati, dan RSPAD Gatot Soebroto.

Baca juga: Pansus Pilrek UI loloskan 78 calon nama P3CR
Baca juga: UI buka pendaftaran Panitia Penjaringan Calon Rektor
Baca juga: Panitia penjaringan rektor UI jemput bola cari figur kapabel

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024