Beijing (ANTARA) - Sektor e-commerce China membukukan pertumbuhan yang kuat pada paruh pertama (H1) 2024 sehingga membantu mendorong momentum pemulihan konsumsi di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut.

Penjualan retail daring selama periode ini melonjak 9,8 persen secara tahunan (year on year/yoy) ke angka 7,1 triliun yuan (1 yuan = Rp2.226), atau sekitar 996 miliar dolar AS (1 dolar AS = 16.160), dengan penjualan retail barang mencapai 5,96 triliun yuan, menandai peningkatan 8,8 persen (yoy), menurut data yang dirilis oleh Kementerian Perdagangan China, Jumat (19/7).

Menurut kementerian tersebut, produk digital, konsumsi layanan, dan program tukar tambah menjadi tiga kekuatan pendorong baru bagi pertumbuhan konsumsi selama periode itu.

Dalam hal produk digital, mesin pembelajaran kecerdasan buatan dan perangkat pintar wearable masing-masing tumbuh 136,6 persen dan 31,5 persen, menurut data tersebut.

Sementara itu, di sektor konsumsi jasa, layanan agen perjalanan daring dan layanan katering yang disurvei masing-masing membukukan pertumbuhan 59,9 persen dan 21,7 persen.

Platform-platform e-commerce di China telah berkoordinasi guna menawarkan layanan tukar tambah untuk lebih dari 400.000 produk dan layanan daur ulang yang mencakup lebih dari 300 kategori produk. Berkat layanan tukar tambah itu, penjualan lemari es, mesin cuci, ponsel, dan TV masing-masing melonjak sebesar 82,1 persen, 70,4 persen, 63,9 persen, dan 54,3 persen di platform-platform belanja daring utama.

Seiring pemulihan konsumsi dalam negeri yang didorong oleh e-commerce, kerja sama internasional di sektor ini juga semakin diperluas. Pada H1 tahun ini, China menandatangani memorandum kerja sama e-commerce dengan Serbia, Bahrain, dan Tajikistan, menambah total negara mitra e-commerce Jalur Sutra menjadi 33, menurut Kemendag China.

Penerjemah: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024