Program penanaman dan rehabilitasi mangrove terus berlanjut dengan partisipasi dari pemerintah, masyarakat lokal dan organisasi lingkungan
Pontianak (ANTARA) - Penggiat Mempawah Mangrove Park (MMP), Raja Fajar Azansyah mengatakan luas lahan hutan mangrove di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, terus meningkat berkat partisipasi aktif dari pemerintah, masyarakat lokal dan organisasi lingkungan.

"Hutan mangrove berkelanjutan di Mempawah telah menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Program penanaman dan rehabilitasi mangrove terus berlanjut dengan partisipasi aktif pemerintah, masyarakat lokal dan organisasi lingkungan," ujar Raja Fajar Azansyah saat dihubungi di Mempawah, Sabtu.

Ia menyebutkan bahwa berdasarkan data peta mangrove nasional 2023, luas hutan mangrove di Kabupaten Mempawah 3.153,80 hektare. Luas hutan mangrove ini  meningkat dibanding dengan tahun 2021 yang seluas 2.700 hektare.

"Hutan mangrove Kabupaten Mempawah tersebar di enam kecamatan pesisir. Area hutan mangrove semakin luas dan ekosistem mangrove yang sehat mulai terbentuk kembali di beberapa lokasi yang sebelumnya terdegradasi," jelas dia.

Menurutnya, untuk memastikan rehabilitasi mangrove yang berkelanjutan di Mempawah perlu dan terus rehabilitasi dan penanaman mangrove itu sendiri dengan melibatkan masyarakat setempat dalam menanam bibit mangrove di area yang telah rusak.

Kemudian, kegiatan edukasi dan peningkatan kesadaran tentang pentingnya mangrove bagi ekosistem dan ekonomi lokal. Selanjutnya tidak kalah penting pengembangan ekowisata berbasis mangrove untuk mendukung ekonomi lokal sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.

Baca juga: BRGM berharap kawasan mangrove Mempawah jadi lokasi wisata

Baca juga: Indonesia adopsi kebijakan kehutanan ASEAN hasil pertemuan ASOF Ke-27


"Kemitraan dengan pemerintah, pihak ketiga dan organisasi masyarakat lainnya memiliki kepedulian kepada mangrove dan pesisir dalam upaya konservasi dan dukungan pendanaan tetap dilakukan," kata dia.

Sejak hadirnya MMP sendiri berbagai dampak positif telah dirasakan mulai dari sisi lingkungan di mana stabilisasi garis pantai, peningkatan kualitas air dan peningkatan keanekaragaman hayati.

Dari sisi ekonomi ada peningkatan pendapatan para nelayan karena hasil laut yang melimpah, ada penambahan pemasukan masyarakat melalui ekowisata dan pemanfaatan hasil hutan mangrove secara berkelanjutan.

"Dari sisi sosial hadirnya MMP meningkatnya partisipasi masyarakat dalam konservasi lingkungan dan edukasi mengenai pentingnya mangrove," kata dia.

Terkait dukungan yang dibutuhkan pihaknya mulai dari sisi pendanaan untuk memperluas program rehabilitasi dan pemeliharaan. Kemudian teknologi modern untuk monitoring dan pemetaan hutan mangrove.

Kemudian pelatihan bagi masyarakat lokal mengenai teknik penanaman dan pemeliharaan mangrove. Kemudian kebijakan berupa dukungan dari pemerintah daerah dalam bentuk kebijakan yang mendukung konservasi mangrove, status lahan dan regulasi yang bersinggungan dengan keberadaan hutan mangrove.

"Ke depan target kami sendiri meningkatkan luas hutan mangrove yang direhabilitasi di Kabupaten Mempawah, karena ada beberapa pesisir yang abrasi terutama di wilayah selatan Mempawah.
Kemudian peningkatan ekowisata berupa meningkatkan jumlah wisatawan dan pendapatan dari ekowisata mangrove dan terakhir peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat melalui program-program berbasis mangrove," ucap dia.

Baca juga: ASOF ke-27 susun strategi keberlanjutan ekosistem mangrove ASEAN

Baca juga: Pemkot Surabaya catat Kebun Raya Mangrove dikunjungi 43.000 wisatawan

Pewarta: Dedi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024