Makassar, 20 Juli 2024 – PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) telah selesaikan gedung Geomaritim milik Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar yang diresmikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Auditorium gedung Geomaritim, Makassar. Jumat (19/7).

Pada peresmian ini selain dihadiri langsung oleh Menteri Perhubungan, dihadiri juga oleh seluruh pejabat Akademik Politeknik Pelayaran se-Indonesia, tenaga pengajar,
manajemen, hingga siswa yang berjumlah ribuan orang. Dari WEGE sendiri dihadiri oleh Direktur Human Capital & Manajemen Risiko Hartanto Karti Raharjo, Manajer Divisi 2 Khomensyah Nasition dan Manajer Proyek Pembangunan Gedung Penunjang Akademik PIP Makassar Fachrul Razi.

Dalam lingkup pekerjannya, WEGE diberi tugas mulai dari perencanaan, struktur, arsitektur serta MEP. Berdiri di atas lahan 15.200-meter persegi dengan dua gedung yang terdiri dari, Gedung Auditorium empat lantai dengan luas bangunan 26.564,4-meter persegi serta Gedung Workshop 2 lantai seluas 2.664-meter persegi.

Gedung ini juga berisi berbagai fasilitas demi menunjang aktifitas belajar siswa salah satunya di area loby (pre-function), yang berfungsi sebagai tempat siswa meluangkan waktu disela belajar dengan berkegiatan olah raga fisik, e-sport, relaksasi hingga sudut ruang baca.

Fasilitas yang disediakan ini untuk memenuhi standar kualitas belajar yang kekinian agar siswa tidak merasa bosan dan tidak beralih ke hal yang negatif.

Budi pun memberikan arahan kepada seluruh hadirin agar memahami pola asuh yang lebih humanis. “Kita harus mereformasi pola belajar dan mengajar kita dalam mengasuh siswa atau adik-adik kita ini, karena apa? Reformasi diperlukan karena adanya tradisi kekerasan yang masih terjadi, mega shifting pada landscape ekonomi, social, politik dan lingkungan membutuhkan skill baru. Untuk itu kita ingin lebih baik dan kita ingin lebih berprestasi, Kementerian Perhubungan saat ini memiliki program management talenta untuk menciptakan calon leader transportasi. Caranya adalah dengan merubah pola asuh yang lebih humanis.” Jelas Budi.

Budi pun menambahkan bahwa perubahan itu bisa dimulai dari kurikulum yang humanis, beretika dan futuristic sehingga dapat membentuk karakter yang baru. Hal selanjutnya adalah mempengaruhi lingkungan yang diukung oleh fasilitas sekolah. ini juga harus didukung oleh lingkungan dan fasilitas sekolah.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2024